Senin, 29 Oktober 2012

Monopoli


2.1    Pengertian Monopoli

Secara etimologi, kata “Monopoli” berasal dari kata Yunani yaitu ‘Monos’ yang berarti sendiri dan ‘Polein’ yang berarti penjual. Dari akar kata tersebut secara sederhana orang lantas memberi pengertian monopoli sebagai suatu kondisi dimana hanya ada satu penjual yang menawarkan (supply) suatu barang atau jasa tertentu.
Secara harfiah, "penjual tunggal." Sebuah situasi di mana satu perusahaan atau individu memproduksi dan menjual seluruh output dari beberapa barang atau jasa yang tersedia dalam pasar tertentu. Jika tidak ada pengganti dekat untuk barang atau jasa yang bersangkutan, monopoli akan dapat menetapkan kedua tingkat output dan harga pada tingkat tertentu untuk memaksimalkan keuntungan tanpa khawatir tentang menjadi melemahkan oleh pesaing (setidaknya dalam jangka pendek berjalan).
Jika permintaan untuk barang atau jasa yang dijual oleh perusahaan monopoli sangat inelastis, harga dan tingkat keuntungan dalam industri akan cenderung lebih tinggi (dan output yang lebih rendah) daripada kondisi yang kompetitif dan harga mungkin sebenarnya terasa lebih tinggi dari marjinal biaya produksi untuk periode yang cukup besar waktu. Untuk menjaga pesaing baru memasuki industri dan membanjiri pasar dengan pasokan tambahan dalam menanggapi tingkat luar biasa tinggi keuntungan, monopolis historis biasanya harus bergantung dalam jangka panjang pada beberapa jenis hambatan hukum untuk entri didirikan oleh pemerintah - baik hibah terbuka monopoli yang dilindungi secara hukum melarang pesaing untuk memasuki pasar, atau suatu rezim regulasi yang dalam prakteknya membuat hampir tidak mungkin bagi pesaing baru untuk memenuhi standar yang diperlukan, atau mungkin hanya penghalang sementara seperti lebih ke entri yang dilindungi secara hukum hak paten atau hak cipta untuk teknologi penting.
Sebagai price maker, seorang monopolis dapat menaikkan maupun menurunkan harga dengan cara menentukan jumlah barang yang diproduksi , semakin sedikit barang yang diproduksi maka semakin mahal harga barang tersebut, begitu pula sebaliknya. 
Jadi Monopoli adalah suatu situasi dalam pasar dimana hanya ada satu atau segelintir perusahaan yang menjual produk atau komoditas tertentu yang tidak punya pengganti yang mirip dan ada hambatan bagi perusahaan atau pengusaha lain untuk masuk dalam bidang industri atau bisnis tersebut. Dengan kata lain, pasar dikuasai oleh satu atau segelintir perusahaan, sementara pihak lain sulit masuk didalamnya. Karena itu, hampir tidak ada persaingan berarti.

2.2    Ciri-Ciri Monopoli
Ciri-ciri pasar Monopoli sangatlah berbeda dengan pasar persaingan sempurna. Uraian berikut menerangkan ciri-ciri Monopoli.

1.       Pasar Monopoli Adalah Industri Satu Perusahaan
Sifat ini sudah secara jelas dilihat dari definisi monopoli di atas, yaitu hanya ada satu saja perusahaan dalam industri tersebut. Barang atau jasa yang dihasilkannya tidak dapat dibeli dari tempat lain. Para pembeli tidak mempunyai pilihan lain, kalau mereka menginginkan barang tersebut maka mereka harus membeli dari perusahaan monopoli tersebut.

2.       Tidak Mempunyai Barang Pengganti yang Mirip
Barang yang dihasilkan perusahaan tidak monopoli tidak dapat digantikan oleh barang lain yang ada dalam pasar. Barang tersebut merupakan satu-satunya jenis barang yang seperti itu dan tidak terdapat barang mirip (close substitute) yang dapat menggantikan barang tesebut. Contonya adalah aliran listrik, aliran listrik tidak memiliki barang pengganti yang mirip, adapun yang ada hanya barang pengganti yang sangat berbeda sifatnya,yaitu lampu minyak. Tetapi lampu minyak tidak dapat menggantikan listrik karena lampu minyak tidak dapat digunakan untuk menghidupkan alat-alat elektronik.

3.       Tidak Terdapat Kemungkinan untuk Masuk ke dalam Industri
Sifat inimerupakan sebab utama yang menimbulkan perusahaan yang mempunyai kekuasaan monopoli. Adanya hambatan kemasukan yang sangat tangguh menghidarkan berlakunya keadaan yang seperti itu. Ada beberapa bentuk hambatan kemasukan dalam pasar monopoli.
Ada yang bersifat legal yaitu dibatasi dengan undang-undang. Ada yang bersifat teknologi yaitu teknologi yang digunakan sangat canggih dan tidak mudah dicontoh. Dan ada pula yang bersifat keuangan yaitu modal yang diperlukan sangat besar.

4.       Dapat Mempengaruhi Penentuan Harga
Karena perusahaan monopoli merupakan satu-satunya penjual di dalam pasar maka, perusahaan monopoli dipandang sebagai penentu harga atau price setter. Dengan mengadakan pengendalian ke atas produksi dan jumlah barang yang ditawarkan perusahaan monopoli dapat menentukan harga pada tingkat yang dikendakinya.

5.       Promosi Iklan Kurang Diperlukan 
Karena perusahaan monopoli adalah satu-satunya perusahaan di dalam industri, ia tidak perlu mempromosikan barangnya dengan menggunakan iklan. Walau bagaimanapun perusahaan monopoli dering membuat iklan. Iklan tersebut bukalah bertujuan untuk menarik pembeli, tetapi untuk memelihara hubungan baik dengan masyarakat.

2.3  FAKTOR-FAKTOR YANG MENIMBULKAN MONOPOLI

Terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan wujudnya pasar (perusahaan) monopoli. Ketiga faktor tersebut adalah:

1.    Perusahaan Monopoli Memiliki Suatu Sumber Daya yang Unik dan Tidak Dimiliki oleh Perusahaan Lain. 
Salah satu sumber penting dari adanya monopoli adalah pemilikan suatau sumber daya yang unik (istimewa) yang tidak dimiliki oleh orang atau perusahaan lain. Perusahaan air minum di suatu kota adalah salah satu contoh lain dari kekuasaan monopoli yang memiliki sumber daya yang unik.
2.    Perusahaan Monopoli pada Umumnya Dapat Menikmati Skala Ekonomi (Economies of Scale) hingga ke Tingkat Produksi yang Sangat Tinggi.
Di dalam abad ini perkembangan teknologi berlaku sangat pesat sekali. Di berbagai kegiatan ekonomi tingkat teknologi adalah sedemikian modernnya sehingga produksi yang efisien hanya dapat dilakukan apabila jumlah produksinya sangat besar dan meliputi hampir seluruh produksi yang diperlukan di dalam pasar.
Keadaan seperti ini berarti suatu perusahaan hanya akan menikmati skala ekonomi yang maksimum apabila tingkat produksinya adalah sangat besar jumlahnya.
Pada waktu perusahaan mencapai keadaan di mana biaya produksi mencapai keadaan di mana biaya produksi mencapai minimum, jumlah produksi adalah hampir menyamai jumlah permintaan yang wujud dalam pasar. Dengan demikian, sebagai akibat dari skala ekonomi yang demikian sifatnya, perusahaan dapat menurunkan harga barangnya apabila produksi semakin tinggi. Pada tingkat produksi yang sangat tinggi, harga adalah sedemikian rendahnya sehingga perusahaan-perusahaan baru tidak akan sanggup bersaing dengan perusahaan yang terlebih dahulu berkembang. Keadaan ini mewujudkan pasar monopoli.
Suatu industri yang skala ekonominya mempunyai sifat seperti yang diterangkan di atas adalah perusahaan yang dikatakan merupakan monopoli alamiah atau natural monopoly. Monopoli alamiah pada umumnya dijumpai dalam perusahaan jasa umum (utilities) seperti perusahaan listrik, perusahaan air minum, perusahaan telepon, dan prusahaan amgkutan kereta api.

3.    Monopoli Wujud dan Berkembang Melalui Undang-undang yaitu Pemerintah Memberi Hak Monopoli Kepada Perusahaan Tersebut
Di dalam undang-undang pemerintah yang mengatur kegiatan perusahaan-parusahaan  terdapat beberapa peraturan yang akan mewujudkan kekuasaan monopoli. Peraturan-peraturan yang seperti itu adalah :
1.       Peraturan paten dan hak cipta
Perkembangan ekonomi yang pesat terutama menimbulkan oleh perkembangan teknologi. Untuk mengembangkan teknologi kadang-kadang diperlukan waktu bertahun-tahun dan biaya yang sangat besar. Oleh sebab itu kegiatan dan pengeluaran untuk mengembangkan teknologi tidak akan dilakukan perusahaan apabila hasil jerih payah mereka dengan mudah dicontoh atau dijiplak oleh perusahaan lain.
Agar usaha mengembangkan teknologi dengan tujuan untuk menciptakan barang baru akan memberi keuntungan kepada perusahaan, haruslah pemerintah melarang dan menghukum kegiatan menjiplak tersebut. Hak cipta atau copy rights merupakan bentuk lain dari hak paten yaitu merupakan suatu jaminan hukum untuk menghindari penjiplakan.
2.       Hak usaha eksklusif
Apabila skala ekonomi hanya diperoleh setelah perusahaan itu mencapai tingkat produksi sangat tinggi, kepentingan khalayak ramai akan dimaksimumkan apabila perusahaan diberi kesempatan untuk menikmati skala ekonomi itu, dan pada waktu yang sama diharuskan menjual produksinya dengan harga rendah. Untuk menciptakan keadaan seperti ini secara serentak pemerintah harus menjalankan dua langkah :
a.     Memberikan hak monopoli kepada suatu perusahaan dalam suatu keadaan tertentu.
b.     Menentukan harga atau tarif yang rendah ke atas barang atau jasa yang diproduksikan. Contoh perusahaan ini adalah perusahaan air minum, pembangkit listrik dan angkutan kereta api.
Tanpa adanya hak eksklusif untuk berusaha sebagai perusahaan monopoli akan timbul halangan untuk menikmati skala ekonomi secara maksimum. Sebagai akibatnya setiapa perusahaan akan menetapakan harga / tarif yang tinggi ke atas barang / jasa yang dihasilkannya. Untuk menghindari agar perusahaanh tidak mengambil tindakan yang seperti itu pemerintah, di samping memberikan hak monopoli akan menetapkan harga / tarif penjualan dari barang / jasa yang disediakan perusahaan tersebut.

Sebab-­sebab timbulnya monopoli :
1.   Ditetapkannya Undang-undang (Monopoli Undang-undang). Atas pertimbangan pemerintah, maka pemerintah dapat memberikan hak pada suatu perusahaan seperti PT. Pos dan Giro, PT. PLN
2.   Hasil pembinaan mutu dan spesifikasi yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain, sehingga lama kelamaan timbul kepercayaan masyarakat untuk selalu menggunakan produk tersebut.
3.   Hasil cipta atau karya seseorang yang diberikan kepada suatu perusahaan untuk diproduksi, yang kita kenal dengan istilah hak paten atau hak cipta.
4.   Sumber daya alam. Perbedaan sumber daya alam menyebabkan suatu produk hanya dikuasai oleh satu daerah tertentu seperti timah dari pulau Bangka.
Modal yang besar, berarti mendukung suatu perusahaan untuk lebih mengembangkan dan penguasaan terhadap suatu bidang usaha.

2.4     PEMAKSIMUMAN KEUNTUNGAN DALAM MONOPOLI

Prinsip pemaksimuman keuntungan berdasarkan pendekatan, yaitu:
a. Biaya total dan hasil penjualan total
b. Biaya marginal dan hasil penjualan marginal

sebelum melaksanakan hal-hal tersebut terlebih dahulu akan dilihat hubungan diantara harga dan jumlah barang yang ditawarkan/diproduksikan, dan implikasi dari dari sifat hubungan tersebut kepada hasil penjualan total.

2.4.1 PRODUKSI, HARGA DAN PENJUALAN

Karena hanya ada satu pasar dalam monopoli, maka permintaan dalam industri juga dapat dikatakan sebagai  permintaan dalam pasar. Sifat umum permintaan barang (makin tinggi suatu barang, maka makin sedikit jumlah yang diminta), menyebabkan kurva permintaan atas suatu barang adalah menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Permintaan yang ada dalam pasar monopoli berbeda dengan pasar persaingan sempurna, sebagai akibat monopoli harga selalu lebih tinggi dan hasil penjualannya marginal. 
Contoh angka
Untuk lebih memahami sifat hubungan di antara jumlah produksi, harga, hasil penjualan total, dan hasil penjualan marginal, di dalam Tabel 8.1 dikemukakan suatu contoh hipotesis mengenai hal tersebut. Sesuai dengan sifat permintaan ke atas produksi monopoli seperti yang telah diterangkan di atas, dalam Tabel 8.1 ditunjukkan bahwa semakin besar jumlah produksi (perhatikan kolom 1), semakin rendah harga barang (perhatikan kolom 2). Bagaimana implikasi dari keadaan tersebut ke atas hasil penjualan total dan marginal berturut‑turut ditunjukkan dalam kolom (3) dan (4). Hasil penjualan total, seperti telah ketahui, adalah jumlah produksi x harga, maka nilainya diperoleh dari mengahkan angka dalam kolom (1) dengan angka dalam kolom (2). Sesuai dengan definisi hasil penjualan marginal, yaitu tambahan hasil penjualan total apabila penjualan bertambah sebanyak 1 unit, angka dalam kolom (4) diperoleh dari menggunakan persamaan TR0 – TR0-1. Sebagai contoh TR1 (TR pada waktu jumlah produksi adalah 1) adalah Rp 18.000, sedangkan TR2 adalah =Rp 32.000.
Maka MR akibat dari kenaikan produksi dari menjadi 2 unit adalah Rp 32.000 ‑ Rp 18.000 = Rp 14.000. Angka‑angka dalam kolom (4) dihitung dengan cara ini.
TABEL. 8.1
Produksi, Harga dan Hasil Penjualan
(dalam ribu Rupiah)
Produksi
(1)
Harga
(2)
Hasil penjualan
total
(3)
Hasil penjualan
marginal
(4)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
0
18
32
42
48
50
48
42
32
18
0
-
18
14
10
6
2
-2
-6
-10
-14
-18
Perhatikanlah dengan lebih saksama angka‑angka hasil penjualan total yang terdapat dalam kolom (3). Sampai produksi sebanyak 5 unit hasil penjualan total terus menerus bertambah, tetapi pertambahannya adalah pada tingkat (jumlah) yang semakin berkurang. Nilai dari pertambahan hasil penjualan total yang semakin berkurang tersebut ditunjukkan dalam kolom (4). Sesudah unit ke‑5, pertambahan produksi selanjutnya akan mengurangi hasil penjualan total yang berarti hasil penjualan marginal (atau pertambahan hasil penjualan total) nilainya adalah negatif.
Kesimpulan :
Apabila harga semakin menurun, pada waktu jumlah produksi semakin meningkat, maka :
a. Hasil penjualan total akan mengalami pertambahan, tetapi pertambahan itu semakin berkurang apabila produksi bertambah banyak. Setelah mencapai tingkat produksi tertentu, pertambahan akan negatif
b. Pada umumnya, hasil penjualan marginal nilainya lebih rendah daripada harga

2.4.2 PEMAKSIMALAN KEUNTUNGAN
& Pemaksimuman Keuntungan Contoh Angka
Sifat‑sifat biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan monopoli di dalam jangka pendek tidak berbeda dengan sifat‑sifat biaya produksi jangka pendek yang telah diterangkan dalam Bab Sepuluh. Di atas baru saja dijelaskan sifat permintaan, harga, hasil penjualan total dan hasil penjualan marginal dari suatu perusahaan monopoli. Dengan demikian sekarang telah dapat dikumpulkan informasi yang cukup untuk menerangkan tentang prinsip penentuan tingkat produksi yang akan memaksimumkan keuntungan dalam perusahaan monopoli. Hal tersebut akan diuraikan melalui dua pendekatan dengan pertolongan contoh dalam angka‑angka. Contoh angka yang dimaksud dikemukakan dalam Tabel 8.2 dan Tabel 8.3.
{ Pendekatan Hasil Penjualan Total ‑ Biaya Total
Pendekatan ini akan diterangkan dengan menggunakan Tabel 8.2, yang membandingkan data hasil penjualan total dengan biaya total. Melalui perbandingan tersebut dapatlah ditentukan keuntungan yang diperoleh, atau kerugian yang dialami, pada berbagai tingkat produksi.
Data jumlah produksi, harga dan hasil penjualan total pada Tabel 8.2 adalah sama dengan dalam Tabel 8.1. Berturut‑turut data tersebut ditunjukkan dalam kolom (1), (2) dan (3). Dalam kolom (4) ditunjukkan data biaya total. Data yang hipotetis tersebut dibuat dengan menggunakan pemisalan berikut :
  Biaya tetap total adalah Rp 4.000. Berdasarkan pemisalan ini maka apabila perusahaan tidak beroperasi  yang berarti jumlah produksi adalah 0, biaya total adalah Rp 4.000.
  Sehingga produksi 4 unit hukurn hasil lebih yang semakin berkurang belum berlaku. Berarti biaya marginal semakin rendah, apabila produksi ditambah. Keadaan ini digambarkan oleh kenaikan biaya total yang semakin sedikit. Data dalam Tabel 8.2 jelas menunjuk­kan keadaan tersebut apabila produksi dinaikkan dari 0 ke 1, dari 1 ke‑2, dari 2 ke 3 dan dari 3 ke 4.
  Sesudah produksi mencapai 4 unit, hukum hasil lebih yang semakin berkurang berlaku. Sebagai akibatnya biaya marginal meningkat dan ini dapat dilihat dari pertambahan biaya total yang semakin meningkat pada setiap penambahan satu unit produksi.

TABEL. 8.2
Hasil Penjualan Produksi dan Keuntungan
(Dalam ribu Rupiah)
Produksi
(1)
Harga
(2)
Hasil penjualan
total
(3)
Biaya total
(4)
Keuntungan
(5)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
0
18
32
42
48
50
48
42
32
18
0
4
16
26
34
40
46
54
64
76
90
106
-
2
8
8
8
4
-6
-22
-44
-72
-106
Dengan adanya data mengenai hasil penjualan total dan biaya total seperti yang diterangkan di atas sekarang dapat ditentukan tingkat produksi yang akan memaksimumkan keuntungan.
Perhatikan data dalam kolom (5). Data tersebut dihitung dengan formula berikut: Keuntungan = Hasil penjualan total dikurangi biaya total. Data dalam kolom (5) menunjukkan bahwa keuntungan maksimum dicapai pada produksi sebanyak 3 atau 4 unit dan jumlah keuntungan adalah Rp 8.000. Walaupun demikian, dalam analisis yang bersifat umum, akan selalu dikatakan bahwa perusahaan monopoli tersebut akan memproduksikan 4 unit untuk memaksimumkan keuntungan. Sebab dari kesimpulan ini telah diterangkan dalam bab yang lalu dan akan dilihat kembali dalam pendekatan penentuan keuntungan dengan menggunakan pendekatan: MC = MR.
Pendekatan Hasil Penjualan Marginal ‑ Biaya Marginal
Untuk menerangkan pendekatan ini terlebih dahulu perlu dihitung hasil penjualan marginal dan biaya marginal. Data tersebut dikemukakan dalam          Tabel 8.3.
TABEL. 8.3
Menentukan Keuntungan Dengan Pendekatan MC = MR
(Dalam ribu Rupiah)
Jumlah
produksi
(1)
Harga penjualan
marginal
(2)
Tambahan biaya
(MC=TC2 – TC1)
(3)
Tambahan
keuntungan
(4)
Jumlah keuntungan / kerugian
(5)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
-
18
14
10
6
2
-2
-6
-10
14
-18
4
16-4=12
26-16=10
34-26=8
40-34=6
46-40=6
54-46=8
64-54=12
76-64=12
90-76=14
106-90=16
-
6
4
2
0
-4
-10
-16
-22
-28
-34
--4
2
6
8
8
4
-6
-22
-44
-72
-106
Data hasil penjualan marginal yang ditunjukkan dalam kolom (2) diambil dari data yang sama dalam kolom (4) dari Tabel 12.1. Data dalam kolom (3) dihitung dengan formula berikut MC = TC2 – TC1. Data mengenai biaya total (TC) diambil dari Tabel 12.2, kolom (4). Berdasarkan kepada data dalam kolom (2), (3) dan (4) dapat ditunjukkan tambahan keuntungan pada setiap tingkat produksi. Apabila perusahaan tidak memproduksikan barang, biaya yang ditanggung perusahaan adalah Rp 4.000 dan ini meliputi biaya tetap yang mempengaruhi keuntungan. Oleh sebab itu dalam kolom (3) data tersebut dihitung sebagai “biaya marginal”.
Berdasarkan data dalam kolom (4) dalam (5) ditentukan jumlah keuntungan pada berbagai tingkat produksi. Data dalam kolom (3) jelas menunjukkan bahwa keuntungan maksimum tercapai pada tingkat produksi 3 atau 4 unit. Namun demikian dalam analisis dikatakan perusahaan itu akan memproduksi 4 unit untuk memaksimumkan keuntungan karena pada tingkat produksi tersebut MC = MR, yaitu masing‑masing bernilai Rp 6.000.

Pemaksimuman keuntungan dalam monopoli, dapat dihitung dengan formula keuntungan = hasil penjualan marginal. Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam pemaksimuman dengan menggunakan pendekatan biaya dan hasil penjualan total sebagai berikut:
a. Jika perusahaan tidak beroperasi bearti jumlah produksi = 0.
b. Biaya marginal akan semakin rendah apabila produksi ditambah.
c. Biaya total akan semakin meningkat pada setiap penambahan satu unit produksi.
                     

2.5    KEMUNGKINAN MONOPOLI MENDAPAT  UNTUNG YANG BERLEBIHAN

Banyak orang menganggap bahwa keuntungan besar merupakan fenomena penting dalam monopoli. Pandangan tersebut sebenarnya merupakan pandangan yang kurang tepat, karena dalam monopoli juga berlaku empat kemungkinan dalam jangka pendek seperti dalam pasar persaingan sempurna.
Kemungkinan tersebut adalah sebagai berikut :
a.    Mendapat untung melebihi normal
b.    Untung normal
c.    Rugi masih dapat membayar kembali biaya tetap
d.    Mengalami kerugian.

2.6     KETIADAAN KURVA PENAWARAN DALAM MONOPOLI

Di dalam perusahaan monopoli atau perusahaan besar lainnya yang kurva permintaan ke atas hasil produksinya, bersifat menurun dari atas ke kanan bawah, kurva penawarannya tidak dapat ditunjukkan karena tidak terdapat sifat hubungan yang tepat diantara harga dan jumlah yang ditawarkan/ produksi oleh perusahaan tersebut.

2.7     DISKRIMINASI HARGA DALAM MONOPOLI

Suatu perusahaan dengan posisi monopoli di dua pasar terpisah dikatakan menerapkan diskriminasi harga jika perusahaan itu mengenakan harga yang berbeda untuk outputnya dikedua pasar tersebut yang tidak sepadan dengan perbedaan biaya (kalau ada). Atau perusahaan monopoli menjual masing – masing unit dari outputnya pada harga maksimum yang bersedia dibayar oleh pembeli untuk unit tertentu. Perusahan monopoli yang ingin mendapatkan laba maksimun harus menjual barang pada tiap pasar sesuai dengan MC = MR untuk masing-masing pasar.
Untuk memaksimumkan keuntungan pasar monopoli dapat menggunakan diskriminasi harga. Dalam hal ini langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan harga tiap – tiap unit barang berdasarkan biaya produksi yang dikeluarkan dan sifat permintaan di setiap pasar – untuk pasar dalam dan luar negeri.

2.7.1  SYARAT-SYARAT DISKRIMINASI HARGA
Adapun syarat – syarat menggunakan diskriminasi harga adalah sebagai berikut:

a.    Barang tidak dapat dipindahkan dari pasar satu ke pasar yang lain.
Jika barang dapat dibawa dari pasar yang lebih murah ke pasar yang lebih mahal, maka kebijakan diskriminasi harga tidak akan efisien.

b.    Sifat barang dan jasa memungkinkan untuk melakukan diskriminasi harga.
Barang-barang atau jasa dapat dengan mudah dijual dengan harga yang berbeda. Barang yang seperti itu biasanya berbentuk jasa seperti dokter,pengacara,ahli reparasi dan lain-lain. Mereka dapat menentukan tarif berdasarkan kepada kemampuan pelanggan untuk membayar jasa dari mereka.

c.    Sifat permintaan dan elastisitas permintaan di masing – masing pasar haruslah sangat berbeda.
Jika permintaan dan elastisitas permintaaan sama posisinya maka keuntungan tidak akan didapatkan. Diskriminasi biasanya dijalankan apabila masing-masing berbeda. Apabila permintaan tidak elastis maka harga akan ditetapkan pada tingkat harga yang relatif tinggi, namun apabila permintaan lebih elastis maka harga akan ada pada tingkat yang rendah.

d.    Kebijakan diskriminasi harga tidak memerlukan biaya yang melebihi tambahan keuntungan yang diperoleh tersebut.
Adakalanya melaksanakan kebijakan diskriminasi harga harus meneluarkan biaya. Apabila biaya yang dikeluarkan melebihi pertambahan keuntungan yang diperleh dari deskriminasi harga, maka tidak ada gunanya menjalankan kebijakan tersebut.
e. Produsen dapat mengeksploiter beberapa sikap tidak rasional konsumen.
Contoh dalam hal ini adalah dengan  menjual barang yang sama namun dengan memberi pembungkus,merk yang berbeda dan membuat menarik minat pembeli. Dapat juga dengan melakukan penjualan pada tempat yang berbeda seperti di pusat pembelanjaan seperti mall harganya akan berbeda atau lebih mahal dibandingkan dengan di pasar yang harganya lebih murah.

    Mengapa monopoli melaksanakan sistem diskriminasi harga untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari pada tidak melaksanakan sistem diskriminasi harga ?
Karena dengan melaksanakan sistem diskriminasi harga, perusahaan monopoli :

1. Memperoleh sebagian dari surplus konsumen yang sesungguhnya akan di peroleh oleh pembeli pada keadaan-keadaan tersebut. ( KADARIAH : 1994 : 170 ).
2. Pembeli yang berbeda mau membayar jumlah –jumlah yang berbeda untuk komoditi yang sama. ( KADARIAH : 1994 : 170 ).
3. Seorang pembeli mau membayar jumlah yang berbeda untuk barang yang berbeda dari komoditi yang sama. . ( KADARIAH : 1994 : 170 ).
4. Output dalam diskriminassi harga akan lebih tinggi dari pada tidak melakukan diskriminasi harga. ( Richard G. Lipsey : 1997 : 51 ).
5. Dalam sebarang tingkat keluaran tertentu, system diskriminasi harga yang paling menguntungkan akan memberikan pendapatan total lebih tinggi bagi perusahaan dari pada tidak melakukan diskriminasi harga yang hanya memaksimalkan laba. ( Richard G. Lipsey : 1997 : 51 ).
6. Dapat memperluas pembeli.
7. Dapat menekan biaya ( cost ) per unit untuk menghasilkan Output.

2.7.2    CONTOH-CONTOH KEBIJAKAN DISKRIMINASI HARGA

a. Kebijakan diskriminasi harga yang dilakukan oleh perusahaan monopoli pemerintah. Misalnya adanya tarif yang berbeda antara tarif listrik rumah tangga dan tarif listrik perusahaan.
b. Kebijakan diskriminasi harga oleh jasa – jasa profesional.
Misalnya perbedaan tarif pada konsumen yang kaya atau kurang mampu pada produk barang dan jasa seperti dokter,pengacara,ahli kecantikan,guru privat, dan lain-lain.
c. Kebijakan diskriminasi harga di pasar internasional.
Dalam hal ini perusahaan membedakan harga yang perusahaan jual didalam negeri atau luar negeri. Biasanya perusahaan melakukan penjualan dengan harga rendah karena diluar negeri terdapat banya pesaing.

2.7.3   JENIS-JENIS DISKRIMINASI HARGA

Diskriminasi harga dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1.    Diskriminasi Harga Derajat Ketiga ( Third degree price discrimination )
Jika monopolist menetapkan adanya 2 harga yang berbeda pada 2 segmen pasar yang berbeda.
2.    Diskriminasi Harga Derajat Kedua ( Second degree price discrimination )
Jika monopolist menetapkan lebih dari 2 macam harga untuk lebih dari 2 segmen pasarnya.

3.    Diskriminasi Harga Derajat Pertama ( First degree price discrimination )
Jika monopolist berhasil menetapkan harga yang berbeda untuk setiap pembelinya.

Kualifikasi diskriminasi harga ini ditemukan olaeh ekonom inggris yang terkenal A.C Pigou. Implikasi kebijakan diskriminasi pertama adalah bahwa semua surplus konsumen jatuh ke tangan monopolist, dan kurva permintaannya sekaligus menjadi kurva pendapatan merjinal ( P = D = MR ). Bedanya dengan P = D = MR pada pasar persaingan sempurna yaitu bahwa harga pada pasar monopoli tidak tetap, selalu berubah-ubah berdasarkan kemampuan konsumen.
Bagian yang diarsir adalah bagian surplus yang dikuasai oleh prousen sebagai akibat dari diskriminasi harga.Pada Diskriminasi harga derajat pertama,nampak bahwa surplus konsumen diambil sepenuhnya oleh monopolist. Jadi konsumen tidak mendapatkan surplus sama sekali. Ada sebagian pembeli yang mampu membeli dengan harga di atas P0. Kepada pembeli yang mapu ini diadakan perundingan sendiri-sendiri secara terpisah. Karena produsen merupakan satu-satunya penjual, maka hal ini dapat dilaksanakan sebab konsumen tak dapat menemukan barangnya selain dari monopolist itu. Harga tertinggi tentunya diterapkan pada konsumen yang pakling mampu. Kepada konsumen yang lebih rendah kemampuannya harga akan diterapkan lebih rendah yang sesuai kemampuannya. ( Ida Nuraini,SE.,M.Si : 2001 : 97 ).

2.8     KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MONOPOLI ALAMIAH

Arti monopoli secara alamiah adalah perusahaan yang terus menerus menikmati skala ekonomi hingga pada tingkat produksi yang sangat banyak jumlahnya, berarti AC terus menerus turun hingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi. Pada biaya rata-rata mencapai minimum tingkat produksi telah meliputi sebagian besar dari kebutuhan masyarakat. Keadaan seperti itu akan menghambat kemasukan perusahaan lain, karena sulit bagi perusahaaan baru untuk melakukan usaha seefisien seperti perusahaan yangg lama yang menikmati skala ekonomi yang lebih besar.
Sebelum lebih jauh membahas mengenai monopoli alamiah, terlebih dahulu harus dikelompokkan macam-macam barang dalam perekonomian berdasarkan dua ciri (Mankiw, 2006:276) :
   Apakah barangnya bersifat ekskludabel (excludable), yang artinya dapatkah masyarakat diminta untuk tidak memakai atau memanfaatkan barang tersebut?
   Apakah barangnya bersifat persaingan (rival), yang artinya apakah jika seseorang memakai barang ini, maka peluang orang lain untuk memakainya berkurang?
Berdasarkan dua ciri tersebut, maka terdapat empat kategorisasi jenis barang dalam perekonomian (Mankiw, 2006: 277) :
1.    Barang pribadi (private goods) adalah barang yang bersifat eksludabel dan rival. Hampir semua barang yang terdapat dalam pasar adalah barang pribadi, sebagai contoh adalah es krim. Es krim jelas bersifat eksludabel karena kita bisa mencegah orang lain mengonsumsinya, dan dia juga bersifat rival, karena jika hanya ada sebuah corong es krim, dan ada seseorang yang mengonsumsinya, maka orang lain tidak bisa mengonsumsinya.
2.    Barang publik (public goods) adalah barang-barang yang tidak eksludabel juga tidak rival. Maksudnya adalah siapa saja tidak dapat dicegah untuk memanfaatkan barang ini, dan konsumsi seseorang atas barang ini tidak mengurangi peluang orang lain untuk melakukan hal yang sama. Contoh barang publik adalah pertahanan nasional. Jika suatu negara aman karena mampu melawan setiap serangan negara lain, maka siapa saja yang tinggal di dalam negara tersebut tidak bisa dicegah untuk turut menikmati rasa aman.
3.    Sumber daya milik bersama (common resources) adalah barang yang tidak ekskludabel, namun rival. Contohnya adalah ikan di lautan. Tidak ada yang melarang seseorang menangkap ikan di laut, atau meminta bayaran kepada nelayan atas ikan-ikan yang mereka tangkap. Namun pada saat seseorang melakukannya, maka jumlah ikan di laut berkurang, sehingga kesempatan atau peluang orang lain melakukan hal yang sama jadi berkurang.
4.    Yang terakhir adalah barang yang muncul dalam situasi monopoli alamiah, dimana dia bersifat eksludabel, namun tidak memiliki rival. Contoh paling mudah adalah jalan tol dalam kondisi yang kosong. Dengan berbagai macam alasan, misalnya adanya perbaikan secara massif, seseorang bisa saja dicegah untuk memasuki jalan tol meski ia berada dalam kondisi yang kosong. Namun dia tidaklah bersifat rival, karena ketika seseorang masuk ke dalam jalan tol yang kosong, dan dia tidak ada satupun aturan yang mencegah setiap orang untuk masuk ke  dalamnya, maka karena keadaan tersebut atau karena skala ekonomi (economies of scale) yang ia nikmati, maka orang tersebut menikmati kondisi monopoli alamiah.

Contoh-contoh monopoli alamiah :

Contoh lain adalah jasa pemadam kebakaran di suatu kota kecil. Sangatlah mudah untuk mencegah seseorang menikmati jasa ini. Petugas pemadam kebakaran dapat membiarkan sebuah rumah terbakar begitu saja. Namun jasa perlindungan kebakaran ini tidaklah bersifat rival, karena kebakaran rumah tidak terjadi setiap saat, dan setiap rumah memperoleh perlindungan yang sama. Petugas pemadam kebakaran lebih sering bersifat reaktif menunggu adanya laporan kebakaran, sehingga memberikan perlindungan kepada sebuah rumah tidak akan mengurangi kualitas perlindungan pada rumah-rumah yang lain. Dengan kata lain, begitu pemerintah kota membuat anggaran untuk jasa pemadam kebakaran, maka biaya tambahan untuk melindungi tambahan satu rumah baru sangatlah kecil bahkan hampir tidak ada, atau bisa dibilang, biaya yang harus dikeluarkan tidak terlalu dipengaruhi penambahan permintaan.
Suatu industri disebut monopoli alamiah jika suatu perusahaan dapat menyediakan barang atau jasa pada seluruh pasar yang membutuhkannya dengan biaya yang lebih rendah daripada dua atau tiga perusahaan sekaligus. Suatu monopoli alamiah muncul ketika terdapat skala ekonomi (economic of scale) di suatu daerah  output tertentu yang relevan.
Suatu contoh lain dari monopoli alamiah adalah distribusi air. Untuk memberikan air kepada penduduk suatu kota, sebuah perusahaan membangun jaringan pipa di seluruh kota. Jika terdapat dua perusahaan atau lebih sekaligus yang berkompetisi dalam penyediaan jasa ini, masing-masing perusahaan harus membayar biaya tetap berupa pembangunan jaringan. Maka dari itu, biaya total rata-rata dari penyediaan air minimal dan menghasilkan output yang optimal ketika hanya ada satu perusahaan yang melayani seluruh pasar.
Ketika suatu perusahaan melakukan monopoli alamiah, perusahaan tersebut tidak akan terlalu peduli dengan perusahaan-perusahaan baru yang masuk sebagai kompetitor dan mengurangi kemampuan monopolinya. Hal ini berkenaan dengan kondisi di mana hampir setiap perusahaan yang melakukan monopoli alamiah mencapai skala ekonominya karena dua faktor, yaitu penguasaan tertentu atas sebuah sumber daya inti atau perlindungan langsung dari pemerintah atau biasa dikenal dengan sebutan State Monopoly (Sokol,2009: 121).
Keuntungan si pemonopoli menarik pihak-pihak lain untuk masuk ke pasar, dan pihak-pihak yang baru ini membuat pasar tersebut lebih kompetitif. Sebaliknya, masuk ke pasar di mana terdapat perusahaan lain yang merupakan monopoli alamiah tidaklah menarik. Perusahaan-perusahaan yang berminat untuk masuk sadar bahwa mereka tidak dapat mencapai tingkat biaya yang sama rendahnya dengan si pemonopoli karena, setelah mereka masuk ke pasar, masing-masing harus berbagi jumlah permintaan dengan si pemonopoli di pasar tersebut (Mankiw, 2004: 390).
Sebagai contoh adalah dalam kasus monopoli alamiah yang dilakukan oleh Pertamina dalam pasar penjualan gas elpiji. Pertamina melakukan monopoli alamiah karena tidak ada pelaku usaha lain yang mau masuk ke pasar dan menjadi kompetitornya karena dinilai investasi awal untuk bisnis tersebut sangatlah tinggi. Pertamina, dalam hal ini, memiliki keuntungan karena memiliki sektor hulu yang lebih mapan akibat hak-hak eksklusif yang diberikan oleh negara di masa lalu, sedangkan bagi pelaku usaha lain yang ingin menjadi kompetitior harus membangun infrastruktur dari hulu dan tentunya untuk biayanya sangatlah tinggi (detik.com, 25 Januari 2009).
Dari contoh kasus di atas,  monopoli alamiah pada dasarnya memiliki karakteristik yang sama dengan monopoli pada umumnya, dimana hambatan yang masuk ke pasar minimal disebabkan oleh tiga hal utama (Mankiw, 2006: 387):
ini akan Suatu sumber daya inti hanya dimiliki oleh suatu perusahaan.
   Pemerintah memberikan hak eksklusif kepada suatu perusahaan untuk membuat barang atau jasa tertentu.
   Biaya produksi barang tersebut untuk satu produsen lebih efisien daripada untuk banyak produsen
                                                                                                  
2.8.1  MONOPOLI ALAMIAH dan PEMAKSIMUMAN KEUNTUNGAN

Jika kegiatan monopoli alamiah didasarkan pada tujuan memaksimumkan keuntungan maka kegiatan itu akan menimbulkan kerugian yang besar pada masyarakat. Apabila seperti itu maka masyarakat harus membayar barang/jasa dari perusahaan lebih tinggi dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan lebih rendah. Untuk memaksimumkan manfaat keuntungan dari pasar monopoli tersebut memerlukan campur tangan dari pemerintah yang dapat menjamin perusahaan tersebut menguntungkan masyarakat. Campur tangan tersebut dapat dilakukan dengan mengendalikan dan menentukan harga tetap atas barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan tersebut.
Apabila perusahaan ingin memaksimumkan keuntungannya, maka perusahaan tersebut harus mencapai tingkat produksi dimana MC = MR .Kapasitas optimal adalah penggunaan kapasitas perusahaan sehingga mencapai tingkat di mana produksi mencapai tingkat paling minimum.

2.8.2   CAMPUR TANGAN PEMERINTAH

Untuk menghindari kerugian yang dialami oleh pasar monopoli, pemerintah perlu campur tangan dengan menetapkan harga yang wajar, dan dengan itu dapat meringankan konsumen barang produksi monopoli, tersebut. Penggunaan faktor-faktor produksi dalam suatu perusahaan adalah paling efisien apabila biaya marginal sama dengan harga (P = MC). Tujuan ini yang akan dicapai pemerintah, yaitu mengharuskan perusahaan monopoli untuk bekerja seefisien mungkin. Cara lain yang dapat dilakukan pemerintah  untuk menetapkan harga dan jumlah penawaran yang mencukupi adalah dengan menetapkan harga di mana harga = biaya rata – rata (P= AC).

2.9    KEBAIKAN dan KELEMAHAN MONOPOLI
Dalam bagian ini akan dilihhat sampai dimana baik buruknya perusahaan monopoli jika dilihat dari sumbangannya kepada efisiensi kegiatan perekonomian dan kesejahteraan mayarakat.

2.9.1 EFISIENSI KEGIATAN EKONOMI

Monopoli menghentikan kegiatan produksi pada saat harga = biaya marginal . selain itu dalam jangka panjang,oleh karena tidak adanya persaingan, perusahaan monopoli masih dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar dari keuntungan normal, dan ia capai pada waktu harga masih lebih besar dari biaya marginal.


Penggunaan sumber – sumber daya yang tidak optimal, menimbulkan akibat:
a.       Produksi dan penawaran barang adalah relatif dan ini meninggikan.
b.       Biaya produksi adalah lebih tinggi daripada biaya rata – rata yang optimum.

2.9.2 PERBANDINGAN EFISIENSI MONOPOLI dan PERSAINGAN SEMPURNA

Perbandingan ini dapat dilakukan dengan melihat dua keadaan, yaitu biaya produksinya sama dan apabila biaya produksinya berbeda.

a.    Biaya produksinya sama
Biaya produksi sama yaitu perbandingan efisiensi di antara pasar persaingan sempurna dan monopoli dalam menggunakan sumber-sumber daya, memproduksi barang, dan meminimumkan biaya produksi per unit.

b.    Biaya produksi berbeda
Biaya produksi berbeda yaitu kesimpulan-kesimpulan dalam analisis sebelum ini hanyalah benar apabila dianggap kurva biaya produksi dalam pasar persaingan sempurna adalah sama dengan monopoli.

2.9.3   PERKEMBANGAN TEKNOLOGI dan INOVASI

Ada berbagai pendapat tentang pengaruh monopoli terhadap perkembangan teknologi dan inovasi. Alasan – alasan dari masing-masing pendapat ini diterangkan di bawah ini:
1.    Pandangan I: Monopoli tidak merangsang inovasi
Golongan yang berpendapat bahwa monopoli tidak merangsang perkembangan teknologi dan inovasi melandaskan keyakinannya kepada pelanggan bahwa ketiadaan persaingan menimbulkan keengganan kepada monopoli untuk melakukan perubahan. Tanpa adanya persaingan monopoli tidak perlu gelisah akan kehilangan pasar dan mengalami kerugian karena perusahaan lain tidak akan masuk ke dalam industri tersebut. Maka selama ia tidak diperlukan, perubahan dalam teknologi dan inovasi tidak akan dilakukan oleh monopoli. Keengganan melakukan perubahan disebabkan juga karena perkembangan teknologi dan inovasi mungkin menimbulkan pengorbanan yang besar kepada monopoli,yaitu berupa pengeluaran untuk membeli mesin dan peralatan yang baru, dan harus mempercepat penyusutan mesin dan peralatan yang lama.

2. Pandangan II: Monopoli Merangsang Inovasi
Golongan yang berpendapat bahwa monopoli merangsang perkembangan inovasi melandaskan alasannya sebagai berikut:
a.        Perkembangan teknologi dan inovasi adalah suatu cara untuk mengurangi biaya per unit dan meninggikan keuntungan.
b.       Memiliki teknologi yang lebih baik dari perusahaan lain adakalanya merupakan sumber dari terwujudnya monopoli. Dengan demikian, untuk perusahaan-perusahaan yang memperoleh kekuasaan monopoli dengan cara itu, mengadakan penyelidikan dan mengembangkan teknologi secara terus-menerus merupakan syarat penting untuk mempertahankan kekuasaan monopolinya.

2.9.4  MONOPOLI DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Dalam monopoli terdapat kemungkinan bahwa harga akan lebih tinggi, jumlah produksi lebih rendah, dan keuntungan lebih besar daripada di dalam persaingan sempurna. Berdasarkan kemungkinan yang terjadi, para ahli berpendapat monopoli menimbulkan keadaan buruk ke atas kesejahteraan masyarakat dan pemerataan (distribusi pendapatan) menjadi lebih tidak merata. Monopoli akan memperoleh keuntungan yang lebih dari normal,dan ini akan dinikmati oleh perusahaan monopoli dan pemegang-pemegang sahamnya.
Tanpa adanya hak eksklusif untuk berusaha sebagai perusahaan monopoli , akan wujud kemungkinan berlakunya keadaan dimana beberapa perusahaan baru pada akhirnya beroperasi dalam pasar.
Hak eksklusif yang menjamin adanya perusahaan tunggal dalam pasal belum menjamin bahwa harga ditetapkan pada tingkat yang rendah. Walaupun perusahaan tersebut dapat mengecap skala ekonomi dengan sepenuhnya, yang menyebabkan biaya produksi berada pada tingkat yang rendah sekali, belum tentu perusahaan akan menjual hasil produksinya dengan harga yang rendah. Sadar bahwa perusahaan mempunyai kekuasaan monopoli mungkin menyebabkan perusahaan akan menetapkan harga yang tinggi juga. Untuk mengatasi masalah ini pemerintah, disamping memberikan hak monopoli, akan menetapkan harga/tarif penjualan dari barang/jasa yang disediakan perusahaan tersebut. Dengan cara ini dapatlah kepentingan para konsumen dilindungi, yaitu para konsumen dapat membeli barang yang dihasilkan perusahaan monopoli pada tingkat harga yang relatif rendah.

2.10 FAKTOR YANG MENGHAMBAT PERUSAHAAN BARU MASUK KE DALAM PASAR MONOPOLI

Ada hambatan atau rintangan (barriers) bagi perusahaan baru yang akan masuk dalam pasar monopoli. Faktor penghambat ini ada dua macam, yaitu faktor penghambat teknis dan faktor penghambat legal. 

• Faktor Penghambat Teknis antara lain: 

a .Apabila penjual tunggal menghasilkan dan menjual produk dengan kondisi biaya marjinal (marginal cost atau MC) dan biaya rata-rata (Average Cost atau AC) yang menurun pada berbagai kemungkinan tingkat produk. Kondisi MC dan Ac yang menurun terjadi karena penjual dalam menghasilkan produk menggunakan teknologi sehingga kegiatan produksi menjadi efisien. Apabila penjual mampu menghasilkan produk dengan MC dan AC yang menurun maka penjual dapat menjual produknya dengan harga yang lebih murah. Harga yang lebih murah memaksa penjual lain untuk keluar meninggalkan pasar tersebut dan apabila monopoli sudah terbentuk akan menyulitkan penjuan lain untuk masuk ke pasar tersebut karena penjual lain harus menghasilkan pada tingkat produk yang relatif rendah yang akan mengakibatkan biaya produksi yang lebih tinggi.

b .Terbatasnya pasar dibandingkan dengan skala produksi penjual.
Terbatasnya pasar akan memberikan ruang gerak yang sempit yang hanya akan memberikan ruang hidup yang hanya cukup unuk satu penjual saja. Oleh karena itu, dengan skala produksi penjual yang minimum tetapi terdapat keterbatasan pasar sehingga permintaan pasar dapat dipenuhi oleh satu penjual saja.

c. Penguasaan faktor produksi strategis yang digunakan dalam menghasilkan produk. Misalnya, diantara faktor produksi X1, X2, X3. yang berperan penting dalam menghasilkan produk Q (faktor produksi strategis) adalah X3. jadi apabila ada penjual yang mampu mendapatkan dan menguasai faktor produksi X3 maka penjual tersebut akan menjadi satu-satunya penjual yang mampu menghasilkan dan menjual produk Q. Dengan demikian, di pasar hanya terdapat satu penjual produk Q.

• Faktor pengahambat legal, antara lain:

1. Apabila penjual tunggal mengahasilkan dan menjual produk dengan pemberian hak monopoli oleh pemerintah untuk menghasilkan dan menjual produk tersebut. Dengan pemberian hak monopoli tersebut maka akan menutup kemungkinan penjual lain untuk menghasilkan dan menjual produk tersebut.

2. Apabila penjual tunggal menghasilkan produk dengan pemberian hak paten oleh pemerintah untuk menghasilkan produk tersebut. Hak paten adalah hak yang diberikan pemerintah kepada seseorang atau produsen yang telah berhasil menemukan sesuatu yang sangat bermanfaat bagi produsen, seperti menemukan cara berproduksi yang baru, menemukan teknologi baru, dan menemukan faktor produksi baru. Pemberian hak paten oleh pemerintah kepada penjual tersebut berarti akan menutup kemungkinan penjual lain untuk menghasilkan produk tersebut. Pemberian hak paten ini bisa dikatakan lebih bersifat perlindungan dari segi hukum sebagai bentuk pengakuan terhadap karya seseorang.

3. Penjual tunggal menghasilkan produk dengan pemberian hak franchise oleh penjual lain untuk menghasilkan produk dengan merk tersebut di suatu wilayah. Hak franchise adalah hak yang diberikan oleh penjual lain kepada penjual atau produsen untuk menghasilkan produk dengan merk pemberi hak di suatu wilayah. Pemberian hak franchise oleh penjual lain kepada suatu penjual dengan merk pemberi hak di suatu wilayah berarti akan menutup kemungkinan penjual lainnya untuk menghasilkan produk tersebut. Dengan demikian, produsen yang memiliki hak franchise akan menjadi monopolis.

4. Penjual tunggal ini tidak dipengaruhi dan tidak mempengaruhi harga serta output dari produk-produk lain yang dijual dalam perekonomian.
Namun demikian sangat sulit ditemui bahwa dalam suatu perekonomian yang saling tergantung, ada seseorang yang dapat menjual suatu produk yang tidak ada penggantinya. Tentu saja barang pengganti itu sangat dimungkinkan ada walaupun bentuknya tidak mirip.

2.11 MONOPOLI YANG TIDAK DILARANG
·      Monopoli by Law  Yaitu Monopoli oleh Negara untuk cabang – cabang produksi yang sangat vital bagi orang banyak 
·      Monopoli by Nature  Yaitu Monopoli yang lahir dan tumbuh secara alamiah karena didukung iklim dan lingkungan tertentu 
·      Monopoli by License  Yaitu Monopoli yang terjadi karena izin penggunaan hak atas kekayaan intelektual.

2.12 MAKSIMAL LABA
Dalam memaksimumkan laba, suatu monopoli akan memilih untuk memproduksi output pada tingkat di mana penerimaan marginalnya (marginal revenue) sama dengan biaya marginal (marginal cost). Berbeda sekali dengan perusahaan dalam persaingan sempurna, karena monopoli mengahadapi suatu kurva yang memeiliki kurva permintaan dengan slope menurun, penerimaan marginal akan lebih kecil daripada harga pasar.
Untuk menjual satu unit tamabahan, suatu monopoli harus menurunkan harganya untuk seluruh unit yang akan dijual, supaya diperoleh permintaan tambahan yang diinginkan untuk menyerap unit marginalnya. Untuk menyamakan penerimaan marginal (marginal revenue) dengan biaya marginal (marginal cost), monopi akan memproduksi paa tingkat output tertentu sehingga harga melebihi biya marginal.

2.13 DISTORSI EKONOMI AKIBAT MONOPOLI
2.13.1 DISTORSI dalam ALOKASI SUMBER DAYA
Ahli ekonomi (yang cenderung khawatir terhadap masalah ini) mengajukan kebeeratan yang kedua terhadap monopoli. Keberadaan monopoli mendistorsi alokasi sumber daya. Monopoli secara sengaja membatasi produksi mereka dalam rangka untuk memaksimalkan keuntungan. Selisih antara harga dan biaya marginal menunjukkan bahwa pada tingkat output yang memaksimalkan keuntungan,konsumen mau untuk membayar lebih mahal untuk unit tambahan dari pada biaya untuk memproduksi output tersebut. Dari titik pandang sosial,output terlalu rendah dan beberapa transaksi yang saling menguntungkan tidak dilakukan.
 2.13.2 Distorsi Monopoli dan Transfer Kesejahteraan
Monopoli menyebabkan pembatasan output secara artifisial bersama-sama dengan peningkatan harga sehingga mendistorsi alokasi sumber daya. Kita dapat menganalisis distorsi ini lebih lanjut dengan melihat kepada perubahan yang terjadi.
2.13.3 DAMPAK ALOKASI
Pembatasan dalam output dan konsekuensinya pada harga yang meningkat memiliki beberapa dampak.Total nilai yang diterima oleh konsumen dari produk ini telah berkurang.Tetapi,pengurangan ini bukan satu-satunya kerugian,karena konsumen sebelumnya harus membayar sekian untuk produk ini,dan mungkin mereka sekarang membelanjakan uang mereka ke tempat lain.Tetapi kerugian dari surplus konsumen yang digambarkan adalah pengurangan yang pasti terhadap kesejahteraan sebagai akibat dari monopoli.Beberapa penulis menyebut ini sebagai “kerugian beban baku” karena ini merupakan kerugian dari transaksi yang saling menguntungkan antara pembeli dan pemasok (supplier) input (yang mana biaya oportunitas diukur oleh MC). Kerugian ini mirip dengan kelebihan beban dari pajak.Ini adalah ukuran tunggal yang terbaik yang mengukur dampak alokasi yang merugikan dari monopoli.
2.13.4 DAMPAK DISTRIBUSI            
Selain dampak alokasi,ada dampak distribusi dari monopoli pasar. Dalam kasus persaingan sempurna,area ini merupakan bagian dari area segitiga surplus konsumen. Jika pasar adalah monopoli,bagian dari surplus konsumen tersebut ditransfer menjadi keuntungan monopoli. Ini mengukur dampak redistribusi dari monopoli dan hal ini mungkin tidak diinginkan. Tetapi dalam rangka untuk membuat penilaian seperti itu,kita akan memperkenalkan konsep eksplisit dari pemerataan (equity) sehingga kesejahteraan pemilik perusahaan dan konsumen dapat dibandingkan. Konsep equity tidak harus menunjukkan sifat dari kerugian alokasi. Ini adalah kerugian yang pasti dari monopolisasi pasar.
2.14 BIAYA MONOPOLI
Analisis kita berasumsi bahwa perusahaan monopoli dan persaingan sempurna pada dasarnya memiliki biaya produksi yang sama. Laba monopoli,pada dasarnya merupakan target yang menggiurkan bagi perusahaan dan mereka mungkin mengeluarkan sumberdaya yang besar untuk mencapai laba tersebut. Mereka,sebagai contoh,mengadopsi kampanye iklan yang ekstensif atau investasi untuk meningkatkan hambatan bagi perusahaan lain untuk masuk pasar sehingga memperoleh laba monopoli. Biaya yang berhubungan dengan aktifitas ini (misal biaya lobi,biaya hukum atau biaya iklan) dapat membuat biaya monopoli lebih besar dari biaya dalam industri yang kompetitif. Kemungkinan bahwa biaya mungkin berbeda (dan dianggap lebih besar) untuk monopoli dari pada perusahaan dalam industri yang kompetitif menciptakan beberapa komplikasi untuk mengukur distorsi monopolistik terhadap alokasi sumberdaya. Dalam hal ini, beberapa keuntungan potensial monopoli akan dihamburkan untuk memenuhi biaya penciptaan monopoli,dan adalah mungkin bahwa beberapa dari biaya-biaya tersebut (misal biaya iklan) dapat menggeser kurva permintaan yang dihadapi ke produsen. Gambaran sederhana yang lebih kecil dari 0,5 persen dari GDP telah diperkirakan,dengan asumsi bahwa monopoli tidak memiliki biaya yang meningkat. Banyak lagi perkiraan yang berarti (mungkin 5% dari GDP) telah diturunkan dengan asumsi yang agak ekstrim mengenai biaya tinggi monopoli. Walaupun ada banyak variasi dari perkiraan ini,perhatian tentang kerugian potensial dari monopoli memegang peranan penting dalam peraturan bisnis yang sebenarnya.

1 komentar:

  1. thanks yah... bermanfaat sekali..
    semoga makin bagus karya blog nya..

    BalasHapus