2.1 Pengertian
Monopoli
Secara
etimologi, kata “Monopoli”
berasal dari kata Yunani yaitu ‘Monos’ yang berarti sendiri dan ‘Polein’ yang
berarti penjual. Dari akar kata tersebut secara sederhana orang lantas memberi
pengertian monopoli sebagai suatu kondisi dimana hanya ada satu penjual yang
menawarkan (supply) suatu barang atau jasa tertentu.
Secara harfiah, "penjual tunggal." Sebuah situasi di
mana satu perusahaan atau individu memproduksi dan menjual seluruh output dari
beberapa barang atau jasa yang tersedia dalam pasar tertentu. Jika tidak ada
pengganti dekat untuk barang atau jasa yang bersangkutan, monopoli akan dapat
menetapkan kedua tingkat output dan harga pada tingkat tertentu untuk
memaksimalkan keuntungan tanpa khawatir tentang menjadi melemahkan oleh pesaing
(setidaknya dalam jangka pendek berjalan).
Jika permintaan untuk barang atau jasa yang dijual oleh perusahaan
monopoli sangat inelastis, harga dan tingkat keuntungan dalam industri akan
cenderung lebih tinggi (dan output yang lebih rendah) daripada kondisi yang
kompetitif dan harga mungkin sebenarnya terasa lebih tinggi dari marjinal biaya
produksi untuk periode yang cukup besar waktu. Untuk menjaga pesaing baru
memasuki industri dan membanjiri pasar dengan pasokan tambahan dalam menanggapi
tingkat luar biasa tinggi keuntungan, monopolis historis biasanya harus
bergantung dalam jangka panjang pada beberapa jenis hambatan hukum untuk entri
didirikan oleh pemerintah - baik hibah terbuka monopoli yang dilindungi secara
hukum melarang pesaing untuk memasuki pasar, atau suatu rezim regulasi yang
dalam prakteknya membuat hampir tidak mungkin bagi pesaing baru untuk memenuhi
standar yang diperlukan, atau mungkin hanya penghalang sementara seperti lebih
ke entri yang dilindungi secara hukum hak paten atau hak cipta untuk teknologi
penting.
Sebagai price maker, seorang monopolis dapat
menaikkan maupun menurunkan harga dengan cara menentukan jumlah barang yang
diproduksi , semakin sedikit barang yang diproduksi maka semakin mahal harga
barang tersebut, begitu pula sebaliknya.
Jadi Monopoli adalah suatu situasi dalam pasar
dimana hanya ada satu atau segelintir perusahaan yang menjual produk atau
komoditas tertentu yang tidak punya pengganti yang mirip dan ada hambatan bagi
perusahaan atau pengusaha lain untuk masuk dalam bidang industri atau bisnis
tersebut. Dengan kata lain, pasar dikuasai oleh satu atau segelintir
perusahaan, sementara pihak lain sulit masuk didalamnya. Karena itu, hampir
tidak ada persaingan berarti.
2.2 Ciri-Ciri
Monopoli
Ciri-ciri
pasar Monopoli sangatlah berbeda dengan pasar persaingan sempurna. Uraian
berikut menerangkan ciri-ciri Monopoli.
1. Pasar
Monopoli Adalah Industri Satu Perusahaan
Sifat ini sudah secara jelas dilihat dari
definisi monopoli di atas, yaitu hanya ada satu saja perusahaan dalam industri
tersebut. Barang atau jasa yang dihasilkannya tidak dapat dibeli dari tempat
lain. Para pembeli tidak mempunyai pilihan lain, kalau mereka menginginkan
barang tersebut maka mereka harus membeli dari perusahaan monopoli tersebut.
2. Tidak
Mempunyai Barang Pengganti yang Mirip
Barang yang dihasilkan
perusahaan tidak monopoli tidak dapat digantikan oleh barang lain yang ada dalam pasar. Barang tersebut merupakan
satu-satunya jenis barang yang seperti itu dan tidak terdapat barang mirip (close
substitute) yang
dapat menggantikan barang tesebut. Contonya adalah aliran
listrik, aliran listrik tidak memiliki barang pengganti yang mirip, adapun yang
ada hanya barang pengganti yang sangat berbeda sifatnya,yaitu lampu minyak. Tetapi
lampu minyak tidak dapat menggantikan listrik karena lampu minyak tidak dapat
digunakan untuk menghidupkan alat-alat elektronik.
3. Tidak
Terdapat Kemungkinan untuk Masuk ke dalam Industri
Sifat inimerupakan sebab
utama yang menimbulkan perusahaan yang mempunyai kekuasaan monopoli. Adanya
hambatan kemasukan yang sangat tangguh menghidarkan berlakunya keadaan yang
seperti itu. Ada beberapa bentuk hambatan kemasukan dalam pasar monopoli.
Ada yang bersifat legal
yaitu dibatasi dengan undang-undang. Ada yang bersifat teknologi yaitu
teknologi yang digunakan sangat canggih dan tidak mudah dicontoh. Dan ada pula
yang bersifat keuangan yaitu modal yang diperlukan sangat besar.
4. Dapat
Mempengaruhi Penentuan Harga
Karena perusahaan monopoli merupakan
satu-satunya penjual di dalam pasar maka, perusahaan monopoli dipandang sebagai
penentu harga atau price setter. Dengan mengadakan pengendalian ke atas
produksi dan jumlah barang yang ditawarkan perusahaan monopoli dapat menentukan
harga pada tingkat yang dikendakinya.
5. Promosi
Iklan Kurang Diperlukan
Karena perusahaan monopoli adalah satu-satunya
perusahaan di dalam industri, ia tidak perlu mempromosikan barangnya dengan
menggunakan iklan. Walau bagaimanapun perusahaan monopoli dering membuat iklan.
Iklan tersebut bukalah bertujuan untuk menarik pembeli, tetapi untuk memelihara
hubungan baik dengan masyarakat.
2.3 FAKTOR-FAKTOR
YANG MENIMBULKAN MONOPOLI
Terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan
wujudnya pasar (perusahaan) monopoli. Ketiga faktor tersebut
adalah:
1.
Perusahaan Monopoli
Memiliki Suatu Sumber Daya yang Unik dan Tidak Dimiliki oleh Perusahaan
Lain.
Salah satu sumber penting
dari adanya monopoli adalah pemilikan suatau sumber daya yang unik (istimewa)
yang tidak dimiliki oleh orang atau perusahaan lain. Perusahaan air minum di
suatu kota adalah salah satu contoh lain dari kekuasaan monopoli yang memiliki
sumber daya yang unik.
2.
Perusahaan Monopoli pada
Umumnya Dapat Menikmati Skala Ekonomi (Economies of Scale) hingga ke Tingkat Produksi yang
Sangat Tinggi.
Di dalam abad ini
perkembangan teknologi berlaku sangat pesat sekali. Di berbagai kegiatan
ekonomi tingkat teknologi adalah sedemikian modernnya sehingga produksi yang
efisien hanya dapat dilakukan apabila jumlah produksinya sangat besar dan
meliputi hampir seluruh produksi yang diperlukan di dalam pasar.
Keadaan seperti ini
berarti suatu perusahaan hanya akan menikmati skala ekonomi yang maksimum
apabila tingkat produksinya adalah sangat besar jumlahnya.
Pada waktu perusahaan mencapai
keadaan di mana biaya produksi mencapai keadaan di mana biaya produksi mencapai
minimum, jumlah produksi adalah hampir menyamai jumlah permintaan yang wujud
dalam pasar. Dengan demikian, sebagai akibat dari skala ekonomi yang demikian
sifatnya, perusahaan dapat menurunkan harga barangnya apabila produksi semakin
tinggi. Pada tingkat produksi yang sangat tinggi, harga adalah sedemikian
rendahnya sehingga perusahaan-perusahaan baru tidak akan sanggup bersaing
dengan perusahaan yang terlebih dahulu berkembang. Keadaan ini mewujudkan pasar
monopoli.
Suatu industri yang skala
ekonominya mempunyai sifat seperti yang diterangkan di atas adalah perusahaan
yang dikatakan merupakan monopoli alamiah atau natural
monopoly. Monopoli alamiah pada umumnya dijumpai dalam perusahaan jasa umum (utilities) seperti
perusahaan listrik, perusahaan air minum, perusahaan telepon, dan prusahaan
amgkutan kereta api.
3.
Monopoli Wujud dan
Berkembang Melalui Undang-undang yaitu Pemerintah Memberi Hak Monopoli Kepada
Perusahaan Tersebut
Di dalam undang-undang
pemerintah yang mengatur kegiatan perusahaan-parusahaan terdapat
beberapa peraturan yang akan mewujudkan kekuasaan monopoli.
Peraturan-peraturan yang seperti itu adalah :
1. Peraturan
paten dan hak cipta
Perkembangan ekonomi yang
pesat terutama menimbulkan oleh perkembangan teknologi. Untuk mengembangkan
teknologi kadang-kadang diperlukan waktu bertahun-tahun dan biaya yang sangat
besar. Oleh sebab itu kegiatan dan pengeluaran untuk mengembangkan teknologi
tidak akan dilakukan perusahaan apabila hasil jerih payah mereka dengan mudah
dicontoh atau dijiplak oleh perusahaan lain.
Agar usaha mengembangkan
teknologi dengan tujuan untuk menciptakan barang baru akan memberi keuntungan
kepada perusahaan, haruslah pemerintah melarang dan menghukum kegiatan
menjiplak tersebut. Hak cipta atau copy rights
merupakan bentuk lain dari hak paten yaitu merupakan suatu jaminan hukum untuk
menghindari penjiplakan.
2. Hak
usaha eksklusif
Apabila skala ekonomi
hanya diperoleh setelah perusahaan itu mencapai tingkat produksi sangat tinggi,
kepentingan khalayak ramai akan dimaksimumkan apabila perusahaan diberi
kesempatan untuk menikmati skala ekonomi itu, dan pada waktu yang sama
diharuskan menjual produksinya dengan harga rendah. Untuk menciptakan keadaan
seperti ini secara serentak pemerintah harus menjalankan dua langkah :
a. Memberikan
hak monopoli kepada suatu perusahaan dalam suatu keadaan tertentu.
b. Menentukan
harga atau tarif yang rendah ke atas barang atau jasa yang diproduksikan.
Contoh perusahaan ini adalah perusahaan air minum, pembangkit listrik dan
angkutan kereta api.
Tanpa adanya hak
eksklusif untuk berusaha sebagai perusahaan monopoli akan timbul halangan untuk
menikmati skala ekonomi secara maksimum. Sebagai akibatnya setiapa perusahaan
akan menetapakan harga / tarif yang tinggi ke atas barang / jasa yang
dihasilkannya. Untuk menghindari agar perusahaanh tidak mengambil tindakan yang
seperti itu pemerintah, di samping memberikan hak monopoli akan menetapkan
harga / tarif penjualan dari barang / jasa yang disediakan perusahaan tersebut.
Sebab-sebab timbulnya monopoli :
1.
Ditetapkannya Undang-undang
(Monopoli Undang-undang). Atas pertimbangan pemerintah, maka pemerintah dapat
memberikan hak pada suatu perusahaan seperti PT. Pos dan Giro, PT. PLN
2.
Hasil pembinaan mutu dan
spesifikasi yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain, sehingga lama kelamaan
timbul kepercayaan masyarakat untuk selalu menggunakan produk tersebut.
3.
Hasil cipta atau karya seseorang
yang diberikan kepada suatu perusahaan untuk diproduksi, yang kita kenal dengan
istilah hak paten atau hak cipta.
4.
Sumber daya alam. Perbedaan
sumber daya alam menyebabkan suatu produk hanya dikuasai oleh satu daerah
tertentu seperti timah dari pulau Bangka.
Modal yang besar, berarti mendukung suatu perusahaan untuk lebih
mengembangkan dan penguasaan terhadap suatu bidang usaha.
2.4 PEMAKSIMUMAN
KEUNTUNGAN DALAM MONOPOLI
Prinsip pemaksimuman keuntungan berdasarkan
pendekatan, yaitu:
a. Biaya total dan hasil penjualan total
b. Biaya marginal dan hasil penjualan marginal
sebelum
melaksanakan hal-hal tersebut terlebih dahulu akan dilihat hubungan diantara
harga dan jumlah barang yang ditawarkan/diproduksikan, dan implikasi dari dari
sifat hubungan tersebut kepada hasil penjualan total.
2.4.1 PRODUKSI, HARGA DAN PENJUALAN
Karena hanya ada satu pasar dalam monopoli,
maka permintaan dalam industri juga dapat
dikatakan sebagai permintaan dalam pasar. Sifat
umum permintaan barang (makin tinggi
suatu barang, maka makin sedikit jumlah yang diminta), menyebabkan kurva
permintaan atas suatu barang adalah menurun dari kiri atas ke kanan bawah.
Permintaan yang ada dalam pasar monopoli berbeda dengan pasar persaingan
sempurna, sebagai akibat monopoli harga selalu lebih tinggi dan hasil penjualannya
marginal.
Contoh angka
Untuk lebih memahami sifat
hubungan di antara jumlah produksi, harga, hasil penjualan total, dan hasil
penjualan marginal, di dalam Tabel 8.1 dikemukakan suatu contoh hipotesis
mengenai hal tersebut. Sesuai dengan sifat permintaan ke atas produksi monopoli
seperti yang telah diterangkan di atas, dalam Tabel 8.1 ditunjukkan bahwa
semakin besar jumlah produksi (perhatikan kolom 1), semakin rendah harga barang
(perhatikan kolom 2). Bagaimana implikasi dari keadaan tersebut ke atas hasil
penjualan total dan marginal berturut‑turut ditunjukkan dalam kolom (3) dan
(4). Hasil penjualan total, seperti telah ketahui, adalah jumlah produksi x
harga, maka nilainya diperoleh dari mengahkan angka dalam kolom (1) dengan
angka dalam kolom (2). Sesuai dengan definisi hasil penjualan marginal, yaitu
tambahan hasil penjualan total apabila penjualan bertambah sebanyak 1 unit,
angka dalam kolom (4) diperoleh dari menggunakan persamaan TR0 – TR0-1.
Sebagai contoh TR1 (TR pada waktu jumlah produksi adalah 1) adalah
Rp 18.000, sedangkan TR2 adalah =Rp 32.000.
Maka MR akibat dari
kenaikan produksi dari menjadi 2 unit adalah Rp 32.000 ‑ Rp 18.000 = Rp 14.000.
Angka‑angka dalam kolom (4) dihitung dengan cara ini.
TABEL. 8.1
Produksi, Harga dan
Hasil Penjualan
(dalam ribu Rupiah)
Produksi
(1)
|
Harga
(2)
|
Hasil
penjualan
total
(3)
|
Hasil
penjualan
marginal
(4)
|
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
|
0
18
32
42
48
50
48
42
32
18
0
|
-
18
14
10
6
2
-2
-6
-10
-14
-18
|
Perhatikanlah
dengan lebih saksama angka‑angka hasil penjualan total yang terdapat dalam
kolom (3). Sampai produksi sebanyak 5 unit hasil penjualan total terus menerus
bertambah, tetapi pertambahannya adalah pada tingkat (jumlah) yang semakin
berkurang. Nilai dari pertambahan hasil penjualan total yang semakin berkurang
tersebut ditunjukkan dalam kolom (4). Sesudah unit ke‑5, pertambahan produksi
selanjutnya akan mengurangi hasil penjualan total yang berarti hasil penjualan
marginal (atau pertambahan hasil penjualan total) nilainya adalah negatif.
Kesimpulan :
Apabila harga semakin
menurun, pada waktu jumlah produksi semakin meningkat, maka :
a. Hasil penjualan total akan mengalami pertambahan, tetapi
pertambahan itu semakin berkurang apabila produksi bertambah banyak. Setelah mencapai tingkat produksi tertentu,
pertambahan akan negatif
b. Pada umumnya, hasil penjualan marginal
nilainya lebih rendah daripada harga
2.4.2 PEMAKSIMALAN KEUNTUNGAN
& Pemaksimuman
Keuntungan Contoh Angka
Sifat‑sifat biaya produksi
yang dikeluarkan perusahaan monopoli di dalam jangka pendek tidak berbeda
dengan sifat‑sifat biaya produksi jangka pendek yang telah diterangkan dalam
Bab Sepuluh. Di atas baru saja dijelaskan sifat permintaan, harga, hasil
penjualan total dan hasil penjualan marginal dari suatu perusahaan monopoli.
Dengan demikian sekarang telah dapat dikumpulkan informasi yang cukup untuk
menerangkan tentang prinsip penentuan tingkat produksi yang akan memaksimumkan
keuntungan dalam perusahaan monopoli. Hal tersebut akan diuraikan melalui dua
pendekatan dengan pertolongan contoh dalam angka‑angka. Contoh angka yang
dimaksud dikemukakan dalam Tabel 8.2 dan Tabel 8.3.
{ Pendekatan
Hasil Penjualan Total ‑ Biaya Total
Pendekatan ini akan
diterangkan dengan menggunakan Tabel 8.2, yang membandingkan data hasil
penjualan total dengan biaya total. Melalui perbandingan tersebut dapatlah
ditentukan keuntungan yang diperoleh, atau kerugian yang dialami, pada berbagai
tingkat produksi.
Data
jumlah produksi, harga dan hasil penjualan total pada Tabel 8.2 adalah sama dengan
dalam Tabel 8.1. Berturut‑turut data tersebut ditunjukkan dalam kolom (1), (2)
dan (3). Dalam kolom (4) ditunjukkan data biaya total. Data yang hipotetis
tersebut dibuat dengan menggunakan pemisalan berikut :
☺ Biaya
tetap total adalah Rp 4.000. Berdasarkan pemisalan ini maka apabila perusahaan
tidak beroperasi yang berarti jumlah produksi adalah 0, biaya total
adalah Rp 4.000.
☺ Sehingga
produksi 4 unit hukurn hasil lebih yang semakin berkurang belum berlaku.
Berarti biaya marginal semakin rendah, apabila produksi ditambah. Keadaan ini
digambarkan oleh kenaikan biaya total yang semakin sedikit. Data dalam Tabel
8.2 jelas menunjukkan keadaan tersebut apabila produksi dinaikkan dari 0 ke 1,
dari 1 ke‑2, dari 2 ke 3 dan dari 3 ke 4.
☺ Sesudah
produksi mencapai 4 unit, hukum hasil lebih yang semakin berkurang berlaku.
Sebagai akibatnya biaya marginal meningkat dan ini dapat dilihat dari
pertambahan biaya total yang semakin meningkat pada setiap penambahan satu unit
produksi.
TABEL. 8.2
Hasil Penjualan Produksi dan Keuntungan
(Dalam ribu Rupiah)
Produksi
(1)
|
Harga
(2)
|
Hasil
penjualan
total
(3)
|
Biaya
total
(4)
|
Keuntungan
(5)
|
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
|
0
18
32
42
48
50
48
42
32
18
0
|
4
16
26
34
40
46
54
64
76
90
106
|
-
2
8
8
8
4
-6
-22
-44
-72
-106
|
Dengan adanya data
mengenai hasil penjualan total dan biaya total seperti yang diterangkan di atas
sekarang dapat ditentukan tingkat produksi yang akan memaksimumkan keuntungan.
Perhatikan
data dalam kolom (5). Data tersebut dihitung dengan formula berikut: Keuntungan
= Hasil penjualan total dikurangi biaya total. Data dalam kolom (5)
menunjukkan bahwa keuntungan maksimum dicapai pada produksi sebanyak 3 atau 4
unit dan jumlah keuntungan adalah Rp 8.000. Walaupun demikian, dalam analisis
yang bersifat umum, akan selalu dikatakan bahwa perusahaan monopoli tersebut
akan memproduksikan 4 unit untuk memaksimumkan keuntungan. Sebab dari
kesimpulan ini telah diterangkan dalam bab yang lalu dan akan dilihat kembali
dalam pendekatan penentuan keuntungan dengan menggunakan pendekatan: MC = MR.
Pendekatan Hasil
Penjualan Marginal ‑ Biaya Marginal
Untuk menerangkan
pendekatan ini terlebih dahulu perlu dihitung hasil penjualan marginal dan
biaya marginal. Data tersebut dikemukakan dalam
Tabel 8.3.
TABEL.
8.3
Menentukan
Keuntungan Dengan Pendekatan MC = MR
(Dalam
ribu Rupiah)
Jumlah
produksi
(1)
|
Harga
penjualan
marginal
(2)
|
Tambahan biaya
(MC=TC2 – TC1)
(3)
|
Tambahan
keuntungan
(4)
|
Jumlah
keuntungan / kerugian
(5)
|
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
-
18
14
10
6
2
-2
-6
-10
14
-18
|
4
16-4=12
26-16=10
34-26=8
40-34=6
46-40=6
54-46=8
64-54=12
76-64=12
90-76=14
106-90=16
|
-
6
4
2
0
-4
-10
-16
-22
-28
-34
|
--4
2
6
8
8
4
-6
-22
-44
-72
-106
|
Data
hasil penjualan marginal yang ditunjukkan dalam kolom (2) diambil dari data yang
sama dalam kolom (4) dari Tabel 12.1. Data dalam kolom (3) dihitung dengan
formula berikut MC = TC2 – TC1. Data mengenai biaya total
(TC) diambil dari Tabel 12.2, kolom (4). Berdasarkan kepada data dalam kolom
(2), (3) dan (4) dapat ditunjukkan tambahan keuntungan pada setiap
tingkat produksi. Apabila perusahaan tidak memproduksikan barang, biaya yang
ditanggung perusahaan adalah Rp 4.000 dan ini meliputi biaya tetap yang
mempengaruhi keuntungan. Oleh sebab itu dalam kolom (3) data tersebut dihitung
sebagai “biaya marginal”.
Berdasarkan
data dalam kolom (4) dalam (5) ditentukan jumlah keuntungan pada berbagai
tingkat produksi. Data dalam kolom (3) jelas menunjukkan bahwa keuntungan
maksimum tercapai pada tingkat produksi 3 atau 4 unit. Namun demikian dalam
analisis dikatakan perusahaan itu akan memproduksi 4 unit untuk memaksimumkan
keuntungan karena pada tingkat produksi tersebut MC = MR, yaitu masing‑masing
bernilai Rp 6.000.
Pemaksimuman keuntungan dalam monopoli, dapat
dihitung dengan formula keuntungan =
hasil penjualan marginal. Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam
pemaksimuman dengan menggunakan pendekatan biaya dan hasil penjualan total
sebagai berikut:
a. Jika perusahaan tidak beroperasi bearti
jumlah produksi = 0.
b. Biaya marginal akan semakin rendah apabila
produksi ditambah.
c. Biaya total akan semakin meningkat pada
setiap penambahan satu unit produksi.
2.5 KEMUNGKINAN MONOPOLI MENDAPAT
UNTUNG YANG BERLEBIHAN
Banyak
orang menganggap bahwa keuntungan besar merupakan fenomena penting dalam
monopoli. Pandangan tersebut sebenarnya merupakan pandangan yang kurang tepat,
karena dalam monopoli juga berlaku empat kemungkinan dalam jangka pendek
seperti dalam pasar persaingan sempurna.
Kemungkinan
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Mendapat
untung melebihi normal
b. Untung
normal
c. Rugi
masih dapat membayar kembali biaya tetap
d. Mengalami
kerugian.
2.6 KETIADAAN KURVA PENAWARAN
DALAM MONOPOLI
Di dalam perusahaan monopoli atau perusahaan besar
lainnya yang kurva permintaan ke atas hasil produksinya, bersifat menurun dari
atas ke kanan bawah, kurva penawarannya tidak dapat ditunjukkan karena tidak
terdapat sifat hubungan yang tepat diantara harga dan jumlah yang ditawarkan/
produksi oleh perusahaan tersebut.
2.7 DISKRIMINASI HARGA DALAM MONOPOLI
Suatu
perusahaan dengan posisi monopoli di dua pasar terpisah dikatakan menerapkan
diskriminasi harga jika perusahaan itu mengenakan harga yang berbeda untuk
outputnya dikedua pasar tersebut yang tidak sepadan dengan perbedaan biaya
(kalau ada). Atau perusahaan monopoli menjual masing – masing unit dari
outputnya pada harga maksimum yang bersedia dibayar oleh pembeli untuk unit
tertentu. Perusahan monopoli yang ingin mendapatkan laba maksimun harus menjual
barang pada tiap pasar sesuai dengan MC
= MR untuk masing-masing pasar.
Untuk
memaksimumkan keuntungan pasar monopoli dapat menggunakan diskriminasi harga. Dalam hal ini langkah
pertama yang dilakukan adalah menentukan harga tiap – tiap unit barang
berdasarkan biaya produksi yang dikeluarkan dan sifat permintaan di setiap
pasar – untuk pasar dalam dan luar negeri.
2.7.1 SYARAT-SYARAT
DISKRIMINASI HARGA
Adapun
syarat – syarat menggunakan diskriminasi harga adalah sebagai berikut:
a. Barang
tidak dapat dipindahkan dari pasar satu ke pasar yang lain.
Jika
barang dapat dibawa dari pasar yang lebih murah ke pasar yang lebih mahal, maka
kebijakan diskriminasi harga tidak akan efisien.
b. Sifat
barang dan jasa memungkinkan untuk melakukan diskriminasi harga.
Barang-barang
atau jasa dapat dengan mudah dijual dengan harga yang berbeda. Barang yang
seperti itu biasanya berbentuk jasa seperti dokter,pengacara,ahli reparasi dan
lain-lain. Mereka dapat menentukan tarif berdasarkan kepada kemampuan pelanggan
untuk membayar jasa dari mereka.
c. Sifat
permintaan dan elastisitas permintaan di masing – masing pasar haruslah sangat
berbeda.
Jika
permintaan dan elastisitas permintaaan sama posisinya maka keuntungan tidak
akan didapatkan. Diskriminasi biasanya dijalankan apabila masing-masing
berbeda. Apabila permintaan tidak elastis maka harga akan ditetapkan pada
tingkat harga yang relatif tinggi, namun apabila permintaan lebih elastis maka
harga akan ada pada tingkat yang rendah.
d. Kebijakan
diskriminasi harga tidak memerlukan biaya yang melebihi tambahan keuntungan
yang diperoleh tersebut.
Adakalanya
melaksanakan kebijakan diskriminasi harga harus meneluarkan biaya. Apabila
biaya yang dikeluarkan melebihi pertambahan keuntungan yang diperleh dari
deskriminasi harga, maka tidak ada gunanya menjalankan kebijakan tersebut.
e.
Produsen dapat mengeksploiter beberapa sikap tidak rasional konsumen.
Contoh
dalam hal ini adalah dengan menjual
barang yang sama namun dengan memberi pembungkus,merk yang berbeda dan membuat
menarik minat pembeli. Dapat juga dengan melakukan penjualan pada tempat yang
berbeda seperti di pusat pembelanjaan seperti mall harganya akan berbeda atau
lebih mahal dibandingkan dengan di pasar yang harganya lebih murah.
♫ Mengapa
monopoli melaksanakan sistem diskriminasi harga untuk mendapatkan keuntungan
yang lebih besar dari pada tidak melaksanakan sistem diskriminasi harga ?
Karena
dengan melaksanakan sistem diskriminasi harga, perusahaan monopoli :
1. Memperoleh
sebagian dari surplus konsumen yang sesungguhnya akan di peroleh oleh pembeli
pada keadaan-keadaan tersebut. ( KADARIAH : 1994 :
170 ).
2. Pembeli
yang berbeda mau membayar jumlah –jumlah yang berbeda untuk komoditi yang sama. (
KADARIAH : 1994 : 170 ).
3. Seorang
pembeli mau membayar jumlah yang berbeda untuk barang yang berbeda dari
komoditi yang sama. . ( KADARIAH : 1994 :
170 ).
4. Output
dalam diskriminassi harga akan lebih tinggi dari pada tidak melakukan
diskriminasi harga. ( Richard G. Lipsey :
1997 : 51 ).
5. Dalam
sebarang tingkat keluaran tertentu, system diskriminasi harga yang paling
menguntungkan akan memberikan pendapatan total lebih tinggi bagi perusahaan
dari pada tidak melakukan diskriminasi harga yang hanya memaksimalkan laba. (
Richard G. Lipsey : 1997 : 51 ).
6. Dapat
memperluas pembeli.
7. Dapat
menekan biaya ( cost ) per unit untuk menghasilkan Output.
2.7.2 CONTOH-CONTOH KEBIJAKAN
DISKRIMINASI HARGA
a.
Kebijakan diskriminasi harga yang dilakukan oleh perusahaan monopoli
pemerintah. Misalnya adanya tarif yang berbeda antara tarif listrik rumah
tangga dan tarif listrik perusahaan.
b.
Kebijakan diskriminasi harga oleh jasa – jasa profesional.
Misalnya
perbedaan tarif pada konsumen yang kaya atau kurang mampu pada produk barang
dan jasa seperti dokter,pengacara,ahli kecantikan,guru privat, dan lain-lain.
c.
Kebijakan diskriminasi harga di pasar internasional.
Dalam
hal ini perusahaan membedakan harga yang perusahaan jual didalam negeri atau
luar negeri. Biasanya perusahaan melakukan penjualan dengan harga rendah karena
diluar negeri terdapat banya pesaing.
2.7.3 JENIS-JENIS DISKRIMINASI HARGA
Diskriminasi
harga dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Diskriminasi
Harga Derajat Ketiga ( Third degree price discrimination )
Jika
monopolist menetapkan adanya 2 harga yang berbeda pada 2 segmen pasar yang
berbeda.
2. Diskriminasi
Harga Derajat Kedua ( Second degree price discrimination )
Jika
monopolist menetapkan lebih dari 2 macam harga untuk lebih dari 2 segmen
pasarnya.
3. Diskriminasi
Harga Derajat Pertama ( First degree price discrimination )
Jika
monopolist berhasil menetapkan harga yang berbeda untuk setiap pembelinya.
Kualifikasi
diskriminasi harga ini ditemukan olaeh ekonom inggris yang terkenal A.C Pigou.
Implikasi kebijakan diskriminasi pertama adalah bahwa semua surplus konsumen
jatuh ke tangan monopolist, dan kurva permintaannya sekaligus menjadi kurva
pendapatan merjinal ( P = D = MR ). Bedanya dengan P = D = MR pada pasar
persaingan sempurna yaitu bahwa harga pada pasar monopoli tidak tetap, selalu
berubah-ubah berdasarkan kemampuan konsumen.
Bagian
yang diarsir adalah bagian surplus yang dikuasai oleh prousen sebagai akibat
dari diskriminasi harga.Pada Diskriminasi harga derajat pertama,nampak bahwa
surplus konsumen diambil sepenuhnya oleh monopolist. Jadi konsumen tidak
mendapatkan surplus sama sekali. Ada sebagian
pembeli yang mampu membeli dengan harga di atas P0. Kepada pembeli
yang mapu ini diadakan perundingan sendiri-sendiri secara terpisah. Karena
produsen merupakan satu-satunya penjual, maka hal ini dapat dilaksanakan sebab
konsumen tak dapat menemukan barangnya selain dari monopolist itu. Harga
tertinggi tentunya diterapkan pada konsumen yang pakling mampu. Kepada konsumen
yang lebih rendah kemampuannya harga akan diterapkan lebih rendah yang sesuai
kemampuannya. ( Ida
Nuraini,SE.,M.Si : 2001 : 97 ).
2.8 KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MONOPOLI ALAMIAH
Arti
monopoli secara alamiah adalah perusahaan yang terus menerus menikmati skala
ekonomi hingga pada tingkat produksi yang sangat banyak jumlahnya, berarti AC
terus menerus turun hingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi. Pada biaya
rata-rata mencapai minimum tingkat produksi telah meliputi sebagian besar dari
kebutuhan masyarakat. Keadaan seperti itu akan menghambat kemasukan perusahaan
lain, karena sulit bagi perusahaaan baru untuk melakukan usaha seefisien
seperti perusahaan yangg lama yang menikmati skala ekonomi yang lebih besar.
Sebelum
lebih jauh membahas mengenai monopoli alamiah, terlebih dahulu harus
dikelompokkan macam-macam barang dalam perekonomian berdasarkan dua ciri
(Mankiw, 2006:276) :
☺ Apakah
barangnya bersifat ekskludabel (excludable), yang artinya dapatkah
masyarakat diminta untuk tidak memakai atau memanfaatkan barang tersebut?
☺ Apakah
barangnya bersifat persaingan (rival), yang artinya apakah jika
seseorang memakai barang ini, maka peluang orang lain untuk memakainya
berkurang?
Berdasarkan
dua ciri tersebut, maka terdapat empat kategorisasi jenis barang dalam
perekonomian (Mankiw, 2006: 277) :
1. Barang
pribadi (private goods) adalah barang yang bersifat eksludabel dan
rival. Hampir semua barang yang terdapat dalam pasar adalah barang pribadi,
sebagai contoh adalah es krim. Es krim jelas bersifat eksludabel karena kita
bisa mencegah orang lain mengonsumsinya, dan dia juga bersifat rival, karena
jika hanya ada sebuah corong es krim, dan ada seseorang yang mengonsumsinya,
maka orang lain tidak bisa mengonsumsinya.
2. Barang
publik (public goods) adalah barang-barang yang tidak eksludabel juga
tidak rival. Maksudnya adalah siapa saja tidak dapat dicegah untuk memanfaatkan
barang ini, dan konsumsi seseorang atas barang ini tidak mengurangi peluang
orang lain untuk melakukan hal yang sama. Contoh barang publik adalah
pertahanan nasional. Jika suatu negara aman karena mampu melawan setiap
serangan negara lain, maka siapa saja yang tinggal di dalam negara tersebut tidak
bisa dicegah untuk turut menikmati rasa aman.
3. Sumber
daya milik bersama (common resources) adalah barang yang tidak
ekskludabel, namun rival. Contohnya adalah ikan di lautan. Tidak ada yang
melarang seseorang menangkap ikan di laut, atau meminta bayaran kepada nelayan
atas ikan-ikan yang mereka tangkap. Namun pada saat seseorang melakukannya,
maka jumlah ikan di laut berkurang, sehingga kesempatan atau peluang orang lain
melakukan hal yang sama jadi berkurang.
4. Yang
terakhir adalah barang yang muncul dalam situasi monopoli alamiah,
dimana dia bersifat eksludabel, namun tidak memiliki rival. Contoh paling mudah
adalah jalan tol dalam kondisi yang kosong. Dengan berbagai macam alasan,
misalnya adanya perbaikan secara massif, seseorang bisa saja dicegah untuk
memasuki jalan tol meski ia berada dalam kondisi yang kosong. Namun dia
tidaklah bersifat rival, karena ketika seseorang masuk ke dalam jalan tol yang
kosong, dan dia tidak ada satupun aturan yang mencegah setiap orang untuk masuk
ke dalamnya, maka karena keadaan tersebut atau karena skala ekonomi (economies
of scale) yang ia nikmati, maka orang tersebut menikmati kondisi monopoli
alamiah.
Contoh-contoh
monopoli alamiah :
Contoh
lain adalah jasa pemadam kebakaran di suatu kota kecil. Sangatlah mudah untuk
mencegah seseorang menikmati jasa ini. Petugas pemadam kebakaran dapat
membiarkan sebuah rumah terbakar begitu saja. Namun jasa perlindungan kebakaran
ini tidaklah bersifat rival, karena kebakaran rumah tidak terjadi setiap saat,
dan setiap rumah memperoleh perlindungan yang sama. Petugas pemadam kebakaran
lebih sering bersifat reaktif menunggu adanya laporan kebakaran, sehingga
memberikan perlindungan kepada sebuah rumah tidak akan mengurangi kualitas
perlindungan pada rumah-rumah yang lain. Dengan kata lain, begitu pemerintah
kota membuat anggaran untuk jasa pemadam kebakaran, maka biaya tambahan untuk
melindungi tambahan satu rumah baru sangatlah kecil bahkan hampir tidak ada,
atau bisa dibilang, biaya yang harus dikeluarkan tidak terlalu dipengaruhi
penambahan permintaan.
Suatu
industri disebut monopoli alamiah jika suatu perusahaan dapat menyediakan
barang atau jasa pada seluruh pasar yang membutuhkannya dengan biaya yang lebih
rendah daripada dua atau tiga perusahaan sekaligus. Suatu monopoli alamiah
muncul ketika terdapat skala ekonomi (economic of scale) di suatu
daerah output tertentu yang relevan.
Suatu
contoh lain dari monopoli alamiah adalah distribusi air. Untuk memberikan air
kepada penduduk suatu kota, sebuah perusahaan membangun jaringan pipa di
seluruh kota. Jika terdapat dua perusahaan atau lebih sekaligus yang
berkompetisi dalam penyediaan jasa ini, masing-masing perusahaan harus membayar
biaya tetap berupa pembangunan jaringan. Maka dari itu, biaya total rata-rata
dari penyediaan air minimal dan menghasilkan output yang optimal ketika hanya
ada satu perusahaan yang melayani seluruh pasar.
Ketika
suatu perusahaan melakukan monopoli alamiah, perusahaan tersebut tidak akan
terlalu peduli dengan perusahaan-perusahaan baru yang masuk sebagai kompetitor
dan mengurangi kemampuan monopolinya. Hal ini berkenaan dengan kondisi di mana
hampir setiap perusahaan yang melakukan monopoli alamiah mencapai skala
ekonominya karena dua faktor, yaitu penguasaan tertentu atas sebuah sumber daya
inti atau perlindungan langsung dari pemerintah atau biasa dikenal dengan
sebutan State Monopoly (Sokol,2009: 121).
Keuntungan
si pemonopoli menarik pihak-pihak lain untuk masuk ke pasar, dan pihak-pihak
yang baru ini membuat pasar tersebut lebih kompetitif. Sebaliknya, masuk ke
pasar di mana terdapat perusahaan lain yang merupakan monopoli alamiah tidaklah
menarik. Perusahaan-perusahaan yang berminat untuk masuk sadar bahwa mereka
tidak dapat mencapai tingkat biaya yang sama rendahnya dengan si pemonopoli karena,
setelah mereka masuk ke pasar, masing-masing harus berbagi jumlah permintaan
dengan si pemonopoli di pasar tersebut (Mankiw, 2004: 390).
Sebagai
contoh adalah dalam kasus monopoli alamiah yang dilakukan oleh Pertamina dalam
pasar penjualan gas elpiji. Pertamina melakukan monopoli alamiah karena tidak
ada pelaku usaha lain yang mau masuk ke pasar dan menjadi kompetitornya karena
dinilai investasi awal untuk bisnis tersebut sangatlah tinggi. Pertamina, dalam
hal ini, memiliki keuntungan karena memiliki sektor hulu yang lebih mapan
akibat hak-hak eksklusif yang diberikan oleh negara di masa lalu, sedangkan
bagi pelaku usaha lain yang ingin menjadi kompetitior harus membangun
infrastruktur dari hulu dan tentunya untuk biayanya sangatlah tinggi (detik.com,
25 Januari 2009).
Dari
contoh kasus di atas, monopoli alamiah pada dasarnya memiliki
karakteristik yang sama dengan monopoli pada umumnya, dimana hambatan yang
masuk ke pasar minimal disebabkan oleh tiga hal utama (Mankiw, 2006: 387):
ini
akan Suatu sumber daya inti hanya dimiliki oleh suatu perusahaan.
☺ Pemerintah
memberikan hak eksklusif kepada suatu perusahaan untuk membuat barang atau jasa
tertentu.
☺ Biaya
produksi barang tersebut untuk satu produsen lebih efisien daripada untuk
banyak produsen
2.8.1 MONOPOLI
ALAMIAH dan PEMAKSIMUMAN KEUNTUNGAN
Jika
kegiatan monopoli alamiah didasarkan pada tujuan memaksimumkan keuntungan maka
kegiatan itu akan menimbulkan kerugian yang besar pada masyarakat. Apabila
seperti itu maka masyarakat harus membayar barang/jasa dari perusahaan lebih
tinggi dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan lebih rendah. Untuk
memaksimumkan manfaat keuntungan dari pasar monopoli tersebut memerlukan campur
tangan dari pemerintah yang dapat menjamin perusahaan tersebut menguntungkan
masyarakat. Campur tangan tersebut dapat dilakukan dengan mengendalikan dan
menentukan harga tetap atas barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan
tersebut.
Apabila
perusahaan ingin memaksimumkan keuntungannya, maka perusahaan tersebut harus
mencapai tingkat produksi dimana MC = MR .Kapasitas optimal adalah penggunaan
kapasitas perusahaan sehingga mencapai tingkat di mana produksi mencapai
tingkat paling minimum.
2.8.2 CAMPUR TANGAN PEMERINTAH
Untuk
menghindari kerugian yang dialami oleh pasar monopoli, pemerintah perlu campur
tangan dengan menetapkan harga yang wajar, dan dengan itu dapat meringankan
konsumen barang produksi monopoli, tersebut. Penggunaan faktor-faktor produksi
dalam suatu perusahaan adalah paling efisien apabila biaya marginal sama dengan
harga (P = MC). Tujuan ini yang akan dicapai pemerintah, yaitu mengharuskan
perusahaan monopoli untuk bekerja seefisien mungkin. Cara lain yang dapat
dilakukan pemerintah untuk
menetapkan harga dan jumlah penawaran yang mencukupi adalah dengan menetapkan
harga di mana harga = biaya rata – rata (P= AC).
2.9 KEBAIKAN dan KELEMAHAN MONOPOLI
Dalam
bagian ini akan dilihhat sampai dimana baik buruknya perusahaan monopoli jika
dilihat dari sumbangannya kepada efisiensi kegiatan perekonomian dan kesejahteraan
mayarakat.
2.9.1
EFISIENSI KEGIATAN EKONOMI
Monopoli
menghentikan kegiatan produksi pada saat harga = biaya marginal . selain itu
dalam jangka panjang,oleh karena tidak adanya persaingan, perusahaan monopoli
masih dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar dari keuntungan normal, dan
ia capai pada waktu harga masih lebih besar dari biaya marginal.
Penggunaan
sumber – sumber daya yang tidak optimal, menimbulkan akibat:
a. Produksi
dan penawaran barang adalah relatif dan ini meninggikan.
b. Biaya
produksi adalah lebih tinggi daripada biaya rata – rata yang optimum.
2.9.2
PERBANDINGAN EFISIENSI MONOPOLI dan PERSAINGAN SEMPURNA
Perbandingan
ini dapat dilakukan dengan melihat dua keadaan, yaitu biaya produksinya sama
dan apabila biaya produksinya berbeda.
a. Biaya produksinya sama
Biaya
produksi sama yaitu perbandingan
efisiensi di antara pasar persaingan sempurna dan monopoli dalam menggunakan
sumber-sumber daya, memproduksi barang, dan meminimumkan biaya produksi per
unit.
b. Biaya produksi berbeda
Biaya
produksi berbeda yaitu
kesimpulan-kesimpulan dalam analisis sebelum ini hanyalah benar apabila
dianggap kurva biaya produksi dalam pasar persaingan sempurna adalah sama
dengan monopoli.
2.9.3 PERKEMBANGAN TEKNOLOGI dan INOVASI
Ada
berbagai pendapat tentang pengaruh monopoli terhadap perkembangan teknologi dan
inovasi. Alasan – alasan dari masing-masing pendapat ini diterangkan di bawah
ini:
1. Pandangan
I: Monopoli tidak merangsang inovasi
Golongan
yang berpendapat bahwa monopoli tidak merangsang perkembangan teknologi dan
inovasi melandaskan keyakinannya kepada pelanggan bahwa ketiadaan persaingan
menimbulkan keengganan kepada monopoli untuk melakukan perubahan. Tanpa adanya
persaingan monopoli tidak perlu gelisah akan kehilangan pasar dan mengalami
kerugian karena perusahaan lain tidak akan masuk ke dalam industri tersebut.
Maka selama ia tidak diperlukan, perubahan dalam teknologi dan inovasi tidak
akan dilakukan oleh monopoli. Keengganan melakukan perubahan disebabkan juga
karena perkembangan teknologi dan inovasi mungkin menimbulkan pengorbanan yang
besar kepada monopoli,yaitu berupa pengeluaran untuk membeli mesin dan
peralatan yang baru, dan harus mempercepat penyusutan mesin dan peralatan yang
lama.
2. Pandangan
II: Monopoli Merangsang Inovasi
Golongan
yang berpendapat bahwa monopoli merangsang perkembangan inovasi melandaskan
alasannya sebagai berikut:
a. Perkembangan
teknologi dan inovasi adalah suatu cara untuk mengurangi biaya per unit dan
meninggikan keuntungan.
b. Memiliki
teknologi yang lebih baik dari perusahaan lain adakalanya merupakan sumber dari
terwujudnya monopoli. Dengan demikian, untuk perusahaan-perusahaan yang
memperoleh kekuasaan monopoli dengan cara itu, mengadakan penyelidikan dan
mengembangkan teknologi secara terus-menerus merupakan syarat penting untuk
mempertahankan kekuasaan monopolinya.
2.9.4 MONOPOLI DAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
Dalam monopoli terdapat
kemungkinan bahwa harga akan lebih tinggi, jumlah produksi lebih rendah, dan
keuntungan lebih besar daripada di dalam persaingan sempurna. Berdasarkan
kemungkinan yang terjadi, para ahli berpendapat monopoli menimbulkan keadaan
buruk ke atas kesejahteraan masyarakat dan pemerataan (distribusi pendapatan)
menjadi lebih tidak merata. Monopoli akan memperoleh keuntungan yang lebih dari normal,dan ini akan
dinikmati oleh perusahaan monopoli dan pemegang-pemegang sahamnya.
Tanpa adanya hak eksklusif
untuk berusaha sebagai perusahaan monopoli , akan wujud kemungkinan berlakunya
keadaan dimana beberapa perusahaan baru pada akhirnya beroperasi dalam pasar.
Hak eksklusif yang menjamin
adanya perusahaan tunggal dalam pasal belum menjamin bahwa harga ditetapkan
pada tingkat yang rendah. Walaupun perusahaan tersebut dapat mengecap skala
ekonomi dengan sepenuhnya, yang menyebabkan biaya produksi berada pada tingkat
yang rendah sekali, belum tentu perusahaan akan menjual hasil produksinya
dengan harga yang rendah. Sadar bahwa perusahaan mempunyai kekuasaan monopoli
mungkin menyebabkan perusahaan akan menetapkan harga yang tinggi juga. Untuk
mengatasi masalah ini pemerintah, disamping memberikan hak monopoli, akan
menetapkan harga/tarif penjualan dari barang/jasa yang disediakan perusahaan
tersebut. Dengan cara ini dapatlah kepentingan para konsumen dilindungi, yaitu
para konsumen dapat membeli barang yang dihasilkan perusahaan monopoli pada
tingkat harga yang relatif rendah.
2.10 FAKTOR YANG MENGHAMBAT
PERUSAHAAN BARU MASUK KE DALAM PASAR MONOPOLI
Ada hambatan atau rintangan
(barriers) bagi perusahaan baru yang akan masuk dalam pasar monopoli. Faktor
penghambat ini ada dua macam, yaitu faktor penghambat teknis dan faktor
penghambat legal.
• Faktor Penghambat Teknis antara lain:
• Faktor Penghambat Teknis antara lain:
a .Apabila penjual tunggal menghasilkan dan menjual produk dengan kondisi biaya marjinal (marginal cost atau MC) dan biaya rata-rata (Average Cost atau AC) yang menurun pada berbagai kemungkinan tingkat produk. Kondisi MC dan Ac yang menurun terjadi karena penjual dalam menghasilkan produk menggunakan teknologi sehingga kegiatan produksi menjadi efisien. Apabila penjual mampu menghasilkan produk dengan MC dan AC yang menurun maka penjual dapat menjual produknya dengan harga yang lebih murah. Harga yang lebih murah memaksa penjual lain untuk keluar meninggalkan pasar tersebut dan apabila monopoli sudah terbentuk akan menyulitkan penjuan lain untuk masuk ke pasar tersebut karena penjual lain harus menghasilkan pada tingkat produk yang relatif rendah yang akan mengakibatkan biaya produksi yang lebih tinggi.
b .Terbatasnya pasar dibandingkan
dengan skala produksi penjual.
Terbatasnya pasar akan memberikan
ruang gerak yang sempit yang hanya akan memberikan ruang hidup yang hanya cukup
unuk satu penjual saja. Oleh karena itu, dengan skala produksi penjual yang
minimum tetapi terdapat keterbatasan pasar sehingga permintaan pasar dapat
dipenuhi oleh satu penjual saja.
c. Penguasaan faktor produksi strategis yang digunakan dalam menghasilkan produk. Misalnya, diantara faktor produksi X1, X2, X3. yang berperan penting dalam menghasilkan produk Q (faktor produksi strategis) adalah X3. jadi apabila ada penjual yang mampu mendapatkan dan menguasai faktor produksi X3 maka penjual tersebut akan menjadi satu-satunya penjual yang mampu menghasilkan dan menjual produk Q. Dengan demikian, di pasar hanya terdapat satu penjual produk Q.
• Faktor pengahambat legal, antara lain:
1. Apabila penjual tunggal mengahasilkan dan menjual produk dengan pemberian hak monopoli oleh pemerintah untuk menghasilkan dan menjual produk tersebut. Dengan pemberian hak monopoli tersebut maka akan menutup kemungkinan penjual lain untuk menghasilkan dan menjual produk tersebut.
2. Apabila penjual tunggal
menghasilkan produk dengan pemberian hak paten oleh pemerintah untuk
menghasilkan produk tersebut. Hak paten adalah hak yang diberikan pemerintah
kepada seseorang atau produsen yang telah berhasil menemukan sesuatu yang
sangat bermanfaat bagi produsen, seperti menemukan cara berproduksi yang baru,
menemukan teknologi baru, dan menemukan faktor produksi baru. Pemberian hak
paten oleh pemerintah kepada penjual tersebut berarti akan menutup kemungkinan
penjual lain untuk menghasilkan produk tersebut. Pemberian hak paten ini bisa
dikatakan lebih bersifat perlindungan dari segi hukum sebagai bentuk pengakuan
terhadap karya seseorang.
3. Penjual tunggal menghasilkan
produk dengan pemberian hak franchise oleh penjual lain untuk menghasilkan
produk dengan merk tersebut di suatu wilayah. Hak franchise adalah hak yang
diberikan oleh penjual lain kepada penjual atau produsen untuk menghasilkan produk
dengan merk pemberi hak di suatu wilayah. Pemberian hak franchise oleh penjual
lain kepada suatu penjual dengan merk pemberi hak di suatu wilayah berarti akan
menutup kemungkinan penjual lainnya untuk menghasilkan produk tersebut. Dengan
demikian, produsen yang memiliki hak franchise akan menjadi monopolis.
4. Penjual tunggal ini tidak
dipengaruhi dan tidak mempengaruhi harga serta output dari produk-produk lain
yang dijual dalam perekonomian.
Namun demikian sangat sulit ditemui bahwa dalam suatu perekonomian yang saling tergantung, ada seseorang yang dapat menjual suatu produk yang tidak ada penggantinya. Tentu saja barang pengganti itu sangat dimungkinkan ada walaupun bentuknya tidak mirip.
Namun demikian sangat sulit ditemui bahwa dalam suatu perekonomian yang saling tergantung, ada seseorang yang dapat menjual suatu produk yang tidak ada penggantinya. Tentu saja barang pengganti itu sangat dimungkinkan ada walaupun bentuknya tidak mirip.
2.11 MONOPOLI YANG TIDAK DILARANG
·
Monopoli by Law Yaitu Monopoli oleh
Negara untuk cabang – cabang produksi yang sangat vital bagi orang banyak
·
Monopoli by
Nature Yaitu
Monopoli yang lahir dan tumbuh secara alamiah karena didukung iklim dan
lingkungan tertentu
·
Monopoli by License Yaitu Monopoli yang
terjadi karena izin penggunaan hak atas kekayaan intelektual.
2.12 MAKSIMAL LABA
Dalam
memaksimumkan laba, suatu monopoli akan memilih untuk memproduksi output pada
tingkat di mana penerimaan marginalnya (marginal
revenue) sama dengan biaya marginal (marginal cost). Berbeda sekali dengan
perusahaan dalam persaingan sempurna, karena monopoli mengahadapi suatu kurva
yang memeiliki kurva permintaan dengan slope menurun, penerimaan marginal akan
lebih kecil daripada harga pasar.
Untuk
menjual satu unit tamabahan, suatu monopoli harus menurunkan harganya untuk
seluruh unit yang akan dijual, supaya diperoleh permintaan tambahan yang
diinginkan untuk menyerap unit marginalnya. Untuk menyamakan penerimaan
marginal (marginal revenue)
dengan biaya marginal (marginal
cost), monopi akan memproduksi paa tingkat output tertentu sehingga
harga melebihi biya marginal.
2.13 DISTORSI EKONOMI AKIBAT MONOPOLI
2.13.1 DISTORSI dalam ALOKASI SUMBER DAYA
Ahli
ekonomi (yang cenderung khawatir terhadap masalah ini) mengajukan kebeeratan
yang kedua terhadap monopoli. Keberadaan monopoli mendistorsi alokasi sumber
daya. Monopoli secara sengaja membatasi produksi mereka dalam rangka untuk
memaksimalkan keuntungan. Selisih antara harga dan biaya marginal menunjukkan
bahwa pada tingkat output yang memaksimalkan keuntungan,konsumen mau untuk
membayar lebih mahal untuk unit tambahan dari pada biaya untuk memproduksi
output tersebut. Dari titik pandang sosial,output terlalu rendah dan beberapa
transaksi yang saling menguntungkan tidak dilakukan.
2.13.2 Distorsi Monopoli dan Transfer Kesejahteraan
Monopoli
menyebabkan pembatasan output secara artifisial bersama-sama dengan peningkatan
harga sehingga mendistorsi alokasi sumber daya. Kita dapat menganalisis
distorsi ini lebih lanjut dengan melihat kepada perubahan yang terjadi.
2.13.3 DAMPAK ALOKASI
Pembatasan
dalam output dan konsekuensinya pada harga yang meningkat memiliki beberapa
dampak.Total nilai yang diterima oleh konsumen dari produk ini telah
berkurang.Tetapi,pengurangan ini bukan satu-satunya kerugian,karena konsumen
sebelumnya harus membayar sekian untuk produk ini,dan mungkin mereka sekarang
membelanjakan uang mereka ke tempat lain.Tetapi kerugian dari surplus konsumen
yang digambarkan adalah pengurangan yang pasti terhadap kesejahteraan sebagai
akibat dari monopoli.Beberapa penulis menyebut ini sebagai “kerugian beban
baku” karena ini merupakan kerugian dari transaksi yang saling menguntungkan
antara pembeli dan pemasok (supplier) input (yang mana biaya oportunitas diukur
oleh MC). Kerugian ini mirip dengan kelebihan beban dari pajak.Ini adalah
ukuran tunggal yang terbaik yang mengukur dampak alokasi yang merugikan dari
monopoli.
2.13.4 DAMPAK DISTRIBUSI
Selain
dampak alokasi,ada dampak distribusi dari monopoli pasar. Dalam kasus
persaingan sempurna,area ini merupakan bagian dari area segitiga surplus
konsumen. Jika pasar adalah monopoli,bagian dari surplus konsumen tersebut
ditransfer menjadi keuntungan monopoli. Ini mengukur dampak redistribusi dari
monopoli dan hal ini mungkin tidak diinginkan. Tetapi dalam rangka untuk
membuat penilaian seperti itu,kita akan memperkenalkan konsep eksplisit dari
pemerataan (equity) sehingga kesejahteraan pemilik perusahaan dan konsumen
dapat dibandingkan. Konsep equity tidak harus menunjukkan sifat dari kerugian
alokasi. Ini adalah kerugian yang pasti dari monopolisasi pasar.
2.14 BIAYA MONOPOLI
Analisis
kita berasumsi bahwa perusahaan monopoli dan persaingan sempurna pada dasarnya
memiliki biaya produksi yang sama. Laba monopoli,pada dasarnya merupakan target
yang menggiurkan bagi perusahaan dan mereka mungkin mengeluarkan sumberdaya
yang besar untuk mencapai laba tersebut. Mereka,sebagai contoh,mengadopsi
kampanye iklan yang ekstensif atau investasi untuk meningkatkan hambatan bagi
perusahaan lain untuk masuk pasar sehingga memperoleh laba monopoli. Biaya yang
berhubungan dengan aktifitas ini (misal biaya lobi,biaya hukum atau biaya
iklan) dapat membuat biaya monopoli lebih besar dari biaya dalam industri yang
kompetitif. Kemungkinan bahwa biaya mungkin berbeda (dan dianggap lebih besar)
untuk monopoli dari pada perusahaan dalam industri yang kompetitif menciptakan
beberapa komplikasi untuk mengukur distorsi monopolistik terhadap alokasi
sumberdaya. Dalam hal ini, beberapa keuntungan potensial monopoli akan dihamburkan
untuk memenuhi biaya penciptaan monopoli,dan adalah mungkin bahwa beberapa dari
biaya-biaya tersebut (misal biaya iklan) dapat menggeser kurva permintaan yang
dihadapi ke produsen. Gambaran sederhana yang lebih kecil dari 0,5 persen dari
GDP telah diperkirakan,dengan asumsi bahwa monopoli tidak memiliki biaya yang
meningkat. Banyak lagi perkiraan yang berarti (mungkin 5% dari GDP) telah
diturunkan dengan asumsi yang agak ekstrim mengenai biaya tinggi monopoli.
Walaupun ada banyak variasi dari perkiraan ini,perhatian tentang kerugian
potensial dari monopoli memegang peranan penting dalam peraturan bisnis yang
sebenarnya.
thanks yah... bermanfaat sekali..
BalasHapussemoga makin bagus karya blog nya..